Al-Himmah (Panjimas.com)
Risalah ketiga saya tujukan kepada seluruh muslimah di dunia.
Pertama-tama saya serukan kepada semua untuk senantiasa beriltizam kepada hukum-hukum Islam secara kaffah/keseluruhan, karena di dalamnya terdapat kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat. Khususnya untuk beriltizam terhadap hijab, sebab itu adalah tanda pertama ketundukan seorang muslimah kepada Rabbnya yaitu taat kepada perintahNya, yang jika meninggalkannya berarti ia telah mengikuti jalan setan.
Sebagaimana yang kalian saudari-saudari muslimahku sudah ketahui bahwa kampanye anti-hijab adalah peperangan sengit antara Islam dan kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar para muslimah melepaskan Diennya, dan pertama-tama yang dilepaskan adalah penampilan dan penutupnya, karena jika seorang muslimah telah berani melepaskan diri dari penampilan/penutup yang diwajibkan Alloh maka selanjutnya ia dapat lebih mudah untuk meninggalkan perintah Diennya yang lain.
Para muslimah harus mewaspadai urusan ini, sebab barat hanya menginginkan kalian sebagai komoditas barang dagangan untuk diperjual-belikan dan menghapus ciri khas keislaman kalian. Hijab adalah penanda awal status muslim bagi seorang muslimah, didalamnya terdapat kesucian, kemurnian, dan perlindungan. Dunia kafir barat tidak ingin kalian beriltizam terhadap hijab sebab seorang muslimah yang beriltizam kepada hijab akan dapat menyingkap bobroknya kehidupan mereka, menghinakan moral mereka, dan menampakkan kehancuran sosial mereka karena lazim bagi kafirin barat untuk memperjual-belikan wanita mereka, menganggap wanita sebagai barang dagangan yang murah sehingga mereka tidak terlindungi ataupun memiliki kedudukan yang terhormat. Bagi mereka wanita adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan, kita berlindung kepada Alloh dari hal sedemikian.
Namun sebaliknya, seorang wanita yang berhijab dengan sempurna adalah terlindungi kesuciannya dan dalam keadaan terhormat baik didalam maupun diluar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga.
Firman Alloh Subhanahu wata’ala dalam Al Qur’an surah Al Ahzab (33) ayat 59:
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan-mu, dan perempuan-perempuan kaum Mukminin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.” Hal itu lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak akan diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ini adalah firman Alloh Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya shalallahu ‘alayhiwassalam, ditujukan kepada istri-istrinya, anak-anak perempuannya, dan kaum mukminah seluruhnya. Jadi, saudari-saudari muslimahku, kita wajib beriltizam kepada syari’at hijab yang sempurna ini, hal ini lebih baik bagi kita dalam Dien maupun kehidupan dunia.
Kedua, aku wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala, dan mencintai Jihad fii Sabiilillah, serta memotivasi para ikhwan, suami, dan anak-anak untuk mempertahankan negeri-negeri Islam dan kekayaan kaum muslimin dan merebutnya dari penjajah, yang merampas tanah kaum muslimin dan menjarah kekayaan mereka, juga meningkatkan kesadaran umat untuk mengingkari/berlepas diri dari pihak-pihak yang ingin bersekutu dengan musuh dan mengabaikan tanah kaum muslimin.
Aku juga mewasiatkan kepada mereka untuk membantu mujahidin dengan doa dan harta serta membantu keluarga-keluarga mujahidin yang terluka dan yang tertawan dengan harta dan donasi/sumbangan untuk anak-anak dan istri-istri mereka, karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu mereka dalam menjalani kehidupannya yang berat.
Aku ingatkan saudari-saudariku kepada sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wassalam: “Shaum/puasa adalah perisai dan sedekah menghapus dosa sebagaimana air menghapus api.”
Dan juga dengan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wassalam berikut ini: “Wahai wanita, bersedekahlah, sebab aku melihat kaum kalian merupakan mayoritas penghuni neraka!”
Aku tekankan pada saudari-saudari muslimahku di seluruh dunia, bahwa peranan wanita sangatlah penting dalam amal Islami, karena wanita adalah saudari para pria, maka wajib bagi wanita untuk berusaha bersama-sama dengan kaum laki-laki untuk mempertahankan Dien dan negerinya dengan jiwanya, jika ia tidak mampu maka dengan hartanya, jika ia tidak mampu maka dengan jalan berdakwah untuk Diennya, kepada akhwat muslimah di masjid-masjid, sekolah-sekolah, institusi-institusi, dan di rumah-rumah. Jika tidak bisa juga, lakukanlah dakwah melalui internet, publikasikan/sebarkan dakwah tauhid wal jihad dan berita-berita mujahidin, dan insya Alloh dakwahmu akan sampai, dan kalian akan dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang tersadarkan. Maka saya berharap dari kalian wahai akhwat muslimah untuk tidak lelah atau bosan dari pembelaan terhadap Dien kita ini dengan wasilah/jalan apapun yang kalian mampu.
Kerapkali timbul pertanyaan tentang apa peranan wanita dalam jihad hari ini, maka saya katakan—dan petunjuk adalah dari Alloh: Sesungguhnya jihad (pada hari ini) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap muslim dan muslimah, akan tetapi jalan menuju jihad tidak mudah bagi seorang wanita, karena dibutuhkan pendampingan mahram (laki-laki penjaga) karena seorang wanita harus bersama marhamnya apabila ia hendak bepergian. Akan tetapi kitapun harus tetap mendukung Dien kita ini dengan berbagai macam cara, kita harus mempersiapkan diri untuk selalu siap dalam menolong mujahidin, dan apa-apa yang mereka butuhkan dari kita, baik itu memberi bantuan harta, pelayanan bagi mereka, memberikan bantuan informasi, pendapat, partisipasi, hingga amaliyah istisyadiyah. Lihatlah betapa banyak saudari-saudari kita yang telah melakukan amaliyah istisyadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga mampu menewaskan banyak musuh Alloh dan menghantarkan mereka pada kekalahan besar. Kita berharap kepada Alloh agar Alloh menerima amalan mereka dan menjadikan kita dapat mengikuti mereka dalam kebaikan.
Namun peran terpenting kita—semoga Alloh menerima amalan kita ini—adalah menjaga kepentingan para mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, rumah-rumah mereka, dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Para akhwat yang berhijrah disini—Alhamdulillah—mereka memiliki peran yang sangat besar dalam ruang lingkup ini (pendidikan kepada anak-anak mujahidin), mereka memiliki kesabaran, keteguhan, keberanian, sikap zuhud kepada dunia dan cinta akan akhirat, serta memiliki antusiasme yang tinggi padanya. Meskipun mereka berada di tengah kesempitan hidup, kehilangan suami, anak, dan orang tua mereka, kurangnya stabilitas hidup (karena sering berpindah-pindah, dsb), bahkan hingga ada beberapa dari mereka yang diuji dengan menjadi tawanan thagut, akan tetapi mereka tetap dalam kesabaran dan mengharap balasan dari Alloh, dan segala puji hanya milik Alloh.
Sebagai penutup dari wasiatku ini, saya ingatkan kepada para saudariku sekalian bahwa ajal dan rezeki kita telah tertulis di sisi Alloh, maka jihad tidaklah mempercepat ajal ataupun mengurangi rezeki. Sesungguhnya jihad hari ini adalah fardhu ‘ain karena musuh kita orang-orang kafir telah menjajah negeri-negeri kaum muslimin dan tiga tempat suci (Makkah, Madinah, dan Al-Aqsha di Palestina), juga karena negeri-negeri Islam telah didominasi oleh pemerintah murtad yang berbahaya, dan seluruh ulama sudah ber-’ijma tentang wajibnya menumbangkan kekuasaan murtaddin.
Sebagaimana perkataan Syahidul Islam—sebagaimana yang kita harapkan—Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh umat Islam terhitung semenjak jatuhnya kekuasaan Islam di Andalusia ke tangan kafirin.
Begitupula para komandan jihad juga menyerukan kepada umat untuk datang ke medan-medan jihad, maka saudari-saudari muslimahku tercinta jangan sampai kita tertinggal dalam melaksanakan kewajiban ini, dan kobarkanlah semangat hijrah dan jihad ini kepada yang lain.
Saya sampaikan kabar gembira kepada kalian bahwa jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan. Meskipun media barat memberikan informasi kerugian pasukan salibis dan yahudi di banyak medan pertempuran, akan tetapi sesungguhnya mereka hanya memberitakan sebagian kecil dari kenyataan yang sebenarnya, dan menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada. Maka hendaklah kalian hanya mengacu/berpedoman kepada media mujahidin yang menyajikan fakta langsung dari medan pertempuran, mengungkap kedustaan media barat.
Dan inilah kami, di hadapan kalian, merupakan bukti hidup dari ketidakberdayaan para salibis, sejak setelah delapan tahun dari dimulainya perang salib ini kami tetap—dengan izin Alloh—dapat berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islamic, maka yakinlah dengan janji kemenangan dari Alloh, yang berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia:
Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (QS.An Nisa (4) ayat 76)
Saya serahkan kalian dalam penjagaan dan lindungan Alloh. Akhir kata, segala puji hanya bagi Alloh Rabbul’aalamiin, dan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Saudari kalian fillah
Umaima Hassan Ahmed Mohammed Hassan
Istri saudaramu Aymen Al-Zawahiri
Doakan selalu para Mujahidin dalam doa antum
Ikhwan kalian di