Yayasan Al-Himmah Produksi Informatika
Divisi Bahasa dan Transliterasi
Menghadirkan Terjemah Indonesia
|~Kepada Para Muslimah Setelah Kebangkitan~|
Surat dari Umaima
Istri Syaikh Ayman Al-Dhowahiry
[semoga Alloh menjaga keduanya]
Rilisan :
Pusat Informasi Al-Fajr
Yayasan Al-Himmah Produksi Informatika
Voice of Al-Busyro Islamic Forum
https://www.al-busyro.org/vb
Al-Himmah (Panjimas.com) – Berikut kami hadirkan sebuah tulisan berharga untuk segenap kaum muslimah, bagi mereka yang bertekad kuat mengikuti jejak shahabiyah yang teguh dalam berbagai ujian iman dan dunia.. untuk-mu duhai para Muslimah Muwahhidah dan Mujahidah.. !
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Segala puji hanya milik Alloh, shalawat dan salam kepada utusan terbaik dari semua Nabi, Muhammad shalallahu ‘alayhi wassalam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang diberi petunjuk dan setia mengikuti petunjuk beliau hingga Hari Pembalasan.
Saudari-saudari muslimahku yang mulia,
Assalamu’alaykum wa Rohmatullahi wa Barakatuh,
Sudah lama aku ingin berbicara pada kalian tentang apa yang sedang dialami oleh ummat muslim dari peristiwa-peristiwa besar dan situasi-situasi yang sulit, namun kami terhalang oleh keadaan.
Kini tibalah saatnya bagiku untuk berbicara kepada saudari-saudariku yang mulia, namun aku akan memulai dengan keluarga dan sanak saudara yang kami cintai di negeri kami tercinta, dan aku katakan kepada mereka, “Janganlah khawatir, Alhamdulillah kami berada dalam keadaan baik dan selalu dalam lindungan Alloh Yang Maha Kuasa, hati kami bersama kalian, meski jarak yang jauh telah memisahkan kita.”
Kehidupan di dunia ini sejatinya hanya berupa pertemuan dan perpisahan, dan cukuplah bagi kami bahwa kami berada diatas kebenaran dimana kebenaran tersebut telah disampaikan oleh Rabb Yang Maha Tinggi, Alloh berfirman: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran (3) ayat 139)
Semoga kita dapat segera bertemu kembali insya Alloh, karena sesungguhnya pertolongan Alloh telah dekat, dan kemenanganNya adalah kepastian, dengan izin Alloh.
Setelah keluarga dan kerabat, aku mengirimkan untaian kata ini kepada saudari-saudari umat muslim yang kami sayangi, terkhusus untuk saudari-saudari kami yang turut berjaga/berribath di tanah jihad di seluruh dunia, dan kepada ibu-ibu kami yang telah memberikan anak-anak mereka berjihad fiisabiilillah dan untuk menolong dien-Nya, selain itu merekapun tidak pernah letih atau bosan dari membela agama ini, betapa banyak suami-suami, anak-anak, dan saudara-saudara yang telah mereka persembahkan, dan betapa banyaknya mereka menempuh ujian di jalan Alloh, dikarenakan kondisi kita semua adalah sama.
Kita adalah wanita-wanita yang berribath fiisabiilillah, yang telah disakiti hanya karena untuk mendapatkan ridha Allah, dan telah memberikan semua yang kita miliki demi pengorbanan fiisabiilillah, namun demikian – aku bersumpah atas nama Alloh yang tidak ada ilah melainkan Dia – semua itu tidak dan tidak akan pernah menghalangi kita selangkahpun dari menolong Dien ini, meskipun dengan berada di jalan ini kita akan kehilangan orang-orang yang kita cintai dan berada jauh dari keluarga, namun – walau demikian – kita tidak menemukan yang lain kecuali kemanisan dari yang kita rasakan di tempat kita berada saat ini, dengan pengorbanan yang dilalui karena mengikuti petunjuk Rabb kita, yang telah memilih kita dari semua hambaNya, dengan kehendakNya Alloh telah mengaruniakan jihad pada kita, untuk menolong dienNya, meninggikan kalimahNya, dan walaupun berada dalam semua kesulitan ini, kita tetap hidup dalam keyakinan, kebaikan, dan pertolongan dari Alloh yang Maha Perkasa.
Maka saudari-saudariku yang mulia: teguhlah di jalan ini!
Kita tidak bisa dihentikan oleh negara super power maupun kekuatan aliansi internasional, sebab Alloh Yang Maha Hebat bersama kita, cukuplah Alloh bagi kita dan Dialah satu-satunya tempat kita bergantung dan menyerahkan semua urusan kita, dan kita tidak akan takut kepada siapapun kecuali pada Alloh yang Maha Hebat, dan – segala puji hanya milik Alloh – meskipun kita telah melalui segala penderitaan, namun tetaplah istiqomah dan bergembiralah karena adanya janji Alloh untuk kita: ”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS.Al Baqarah (2) ayat 214)
Kemenangan telah dekat, dengan izin Alloh, dan Robb kita tidak akan mengecewakan kita, entah berupa kemenangan maupun kesyahidan, masing-masing lebih manis daripada lainnya. Dan kita tidak boleh lemah dalam membela Dien kita karena itu yang paling berharga dalam hidup kita.
Aku berdoa pada Alloh untuk kami dan untuk saudari-saudari kami di seluruh dunia – terutama di bumi ribath Palestina, Iraq, Chechnya, Afghanistan, dan Somalia, diberikan kesabaran dan keistiqomahan hingga ajal menjemput, baik itu dengan kemenangan maupun kesyahidan.
“…Dan Alloh berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS.Yusuf (12) ayat 21)
Aku mengingatkan diriku sendiri dan saudari-saudari yang kucintai pada kisah para shahabiyah mukminah yang berhijrah dan berjihad di jalan Alloh, mereka adalah tauladan terbaik bagi kita, kita mengikuti mereka dan mengikuti contoh mereka, betapa banyak hikmah dan pelajaran dalam kehidupan mereka yang harum. Mereka tidak pernah letih atau bosan dalam mengabdi pada Dien-nya. Kita – insya Alloh – telah berada di jalan mereka.
Tauladan terbesar kita adalah Sayyidah Khadijah radiyallahu anha, betapa beliau banyak berkorban dalam menolong Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam dalam menjalankan dakwahnya. Beliau berkata, “Demi Alloh, Alloh tidak akan pernah menghina/merendahkan engkau selama-lamanya karena engkau adalah orang yang menyambung silaturahmi dengan sanak saudara dan kerabat, menolong yang miskin dan lemah, menjamu tamu dengan sebaik-baiknya, dan membantu orang-orang yang tertimpa bencana.”
Begitupula Sayyidah Shafiyya radhiyallahu anha, seorang mujahidah pemberani, ketika seorang yahudi melewati benteng, dia (yahudi itu) berkeliaran di sekitar benteng, sedangkan kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka, maka beliau radhiyallahu anha segera turun dan membunuh yahudi tersebut dengan menggunakan tongkat, beliau tidak merasa takut ataupun gentar. Sungguh beliau lebih pemberani dari banyak laki-laki pada zaman sekarang.
Dan begitupun Sayyidah Ummu Imarah radhiyallahu anha, beliau menderita 11 luka tusukan ketika beliau melindungi Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam (pada perang Uhud), tangan beliau juga putus ketika bertempur di peperangan Yamamah dan pada perang itupun ia mendapat 11 luka di tempat lainnya selain tangannya yang putus tersebut.
Kami mengikuti tauladan mereka para shahabiyyah radhiyallahu anhuma dalam mendukung suami-suami kami demi menegakkan Kalimatullah, serta mencontohnya dalam keberanian, pengorbanan, dan tidak takut pada siapapun kecuali pada Alloh Yang Maha Perkasa.
Adapun risalahku yang kedua adalah untuk saudarai-saudarai muslimah kami yang tertawan di penjara-penjara thagut.
Aku katakan kepada mereka: kalian berada dalam hati kami, kami tidak akan pernah melupakan kalian, dan insya Alloh kami tidak akan menyerah atau berhenti berusaha untuk membebaskan kalian, karena kalian merupakan harga diri kami dan kami adalah saudari kalian, kami tidak akan pernah melupakan kalian, dan Alloh Mengetahui bahwa kami senantiasa berdoa agar Alloh menjaga kalian dari kejahatan dan keburukan (dari musuh-musuh Alloh) dan membebaskan kalian sesegera mungkin. [Bersambung]