(Panjimas.com) – ”Demi Allah, apa yang kalian takutkan? Sesungguhnya apa yang kalian takutkan adalah alasan kalian keluar dari pintu rumah, yakni gugur sebagai syahid di jalan Allah. Kita memerangi mereka bukan karena jumlahnya, bukan karena kekuatannya. Majulah ke medan perang, karena hanya ada dua kemungkinan yang sama baiknya, menang atau syahid!”
Itulah pidato singkat dari seorang Abdullah ibnu Rawahah, yang waktu itu jadi panglima di perang Mu’tah. Amazingnya sob, saat itu jumlah pasukan musuh yang tersedia lebih dari 200.000 tentara. Mereka pake baju perang yang baguus, panji-panji dari kain sutra, senjata-senjata yang ajiiibb dan canggih, dan kuda-kuda gagah yang siap dipacu. Dan bayangpun, di pihak kaum muslimin cuma ada 3000 an orang aja.
Melihat hal itu, awalnya beliau sempat juga ngerasa galau juga. Apalagi setelah syahidnya Zaid bin Haritsah dan ja’far bin abi thalib, yaitu 2 sahabat Rasulullah SAW yang pertama kali ditunjuk sebagai panglima sebelum Abdullah ibnu Rawahah.
Dan untuk mengusir kegalauannya itu, inilah yang dikatakan beliau kepada dirinya sendiri, “Wahai jiwaku, Jika tidak terbunuh kamu juga pasti mati, ini adalah takdir kan telah kau hadapi, Jika kamu bernasib seperti mereka berdua, Berarti kamu mendapat hidayah. ”
Dan setelah itu, akhirnya muncullah keberanian dalam dirinya. Di akhir cerita, beliaupun mendapatkan syahidnya di medan perang.
Dari kisah diatas, kita bisa belajar…
Takut itu wajar, mameeen!! kita mah hanya manusia biasa,
Tapi yang nggak wajar kalo kita takutnya nggak sama Allah.
Takut itu wajar, yang nggak wajar kalo kita takut untuk sesuatu yang belum kejadian, padahal semua sudah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)
Takut itu wajar, yang bener- bener nggak wajar adalah saat kita takut untuk sesuatu yang nggak seharusnya ditakuti. Dan untuk itu akhirnya kita dikasih label pengecut.
Takut atau nggak, ternyata itu hanya masalah mengalahkan diri sendiri dan seni mengendalikan hati aja. Dan sebagai seorang muslim, pastinya kita paham dong kalo rasa takut, dan kawatir itu cuma pas kalo dikasihnya buat Allah aja. Kalo nggak, rasa takut itu bakal jadi nggak jelas, karena solusinya juga nggak pasti. Beda banget, kalo ketakutan itu kita sandarkan kepada Allah saja, justru keberanian menghadapi apapun rintangannya, tiba- tiba aja datang ke hati kita.
Nggak perlu takut jika yang kita lakukan tetap dalam ridho Allah
nggak usah galau selama yang kita lakukan tidak mengundang kemarahan Allah
dan jangan risau, jika yang kita lakukan adalah justru perintah Allah
Karena ketakutan kita adalah milik Allah, dan karena semua ketakutan makhluk hanyalah kepada Allah.
Dan kalau kita sudah punya mindset gitu, InshaAllah kita nggak akan punya lagi alasan buat takut.
(NayMa)