(Panjimas.com) – TRADISI BERMAKE-UP (BERHIAS)…
Ada di kalangan manusia yang menganggap bahwa berhias atau mempercantik diri adalah satu tradisi bagi kalangan wanita. Oleh karena itu, sekiranya seorang wanita melengkapkan dirinya dengan berbagai macam fashion mulai dari pakaian, dan beraneka ragam perhiasan yang melekat pada tubuhnya, tidaklah menjatuhkan image dan moralnya, dan tidak pula membangkitkan keinginan setiap mata yang memandang.!
Pemikiran seperti ini sudah menyimpang jauh dari akal logika dan kebenaran. Adakah syahwat setiap manusia itu terbatas? Umpamanya seorang suami yang berhadapan dengan wanita yang lain selain dari istrinya, apakah perasaan syahwatnya tidak akan beraksi? Jika hal ini benar-benar berlaku, maka niscaya perceraian dan pengkhianatan rumah tangga dalam masyarakat tidak akan terjadi sama sekali.
Sebenarnya, kaum lelaki dan wanita memiliki perbedaan sifat-sifat atau perbedaan-perbedaan sifat fisik, di samping itu juga berbeda pula di bidang naluri masing-masing. Kaum wanita memiliki fisik yang khas, tingkah laku mereka lemah lembut serta memiliki hormon-hormon Fauicolone dan Prageslerone. Semua aspek ini adalah sesuai untuk menjadi seorang ibu.
Sedangkan kaum lelaki pula memiliki badan yang tegap serta tenaga yang kuat yang melebihi tenaga kaum wanita. Hal yang istimewa pada kaum lelaki ialah mereka mempunyai benih-benih zuriat (sperma). Sifat-sifat ini semua sesuai pula untuk menjadi seorang bapak.
Secara umum, sifat-sifat normal tadi tidak mungkin berubah atau pun bertukar di antara satu sama lain. Dalam hal ini, Allah telah menjelaskan di dalam ayat-ayatNya yang artinya:
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى
“Bukankah dia didahului setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim, kemudian mani itu menjadi segumpal darah. Lalu Allah menciptakan dan menyempurnakan. Kemudian Allah menjadikan daripadanya sepasang lelaki dan perempuan”. (QS. Al-Qiyaamah 75 : 37-39).
PERINGATAN ALLAH DALAM HAL BERHIAS BAGI KAUM WANITA…
Allah telah memberi peringatan pada kita, khususnya ditujukan kepada orang-orang yang beriman di dalam firmanNya : “Janganlah kamu mendekati perbuatan zina…..”. (QS. Al-Israa’ 17 : 32).
Makna ayat tersebut, Allah telah memerintahkan kepada orang-orang Islam supaya menjauhkan diri dari perbuatan yang membawa kepada kemungkaran. Umpamanya, perzinaan tidak mungkin berlaku andaikata tidak didahului dengan sentuhan perasaan.
Oleh karena itu sudah menjadi syari’at Islam, apabila mengharamkan kemungkaran, maka segala jalan yang membawa kepada kemungkaran tersebut juga diharamkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan lagi dalam sabdanya yang artinya: “Penglihatan yang bernafsu sudah dianggap perzinaan”. Sabdanya lagi: “Tiga jenis mata yang tidak disentuh api neraka: mata yang tidak memandang perkara-perkara yang diharamkan Allah, mata yang berwaspada di dalam perang, mata yang menangis karena takut akan siksaan Allah”.
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam pun bersabda yang artinya berbunyi: “Siapa yang memandang ke arah wanita dengan perasaan birahi maka dia sudah dianggap melakukan peezinaan di dalam hati”.
Kepuasan melalui pandangan merupakan salah satu kepuasan yang amat besar. Sebagai bukti, coba kita lihat, berapa banyak terdapat di kalangan masyarakat yang sanggup menghabiskan uang yang banyak untuk memperlengkapkan perabot rumah dalam bentuk yang indah. Umpamanya alat-alat dapur seperti mangkuk, gelas, piring, dan lain-lain yang semuanya ber-set.
Semua alat-alat ini beraneka bentuk dan motifnya. Bahkan ada pula di antaranya yang sengaja dipamerkan di ruang tamu. Sudah pasti yang dipamerkan itu lebih mahal dan menarik dari digunakan di dapur. Dengan ini, semuanya menjadi menarik perhatian pandangan setiap tamu yang datang.
Memang benar apa yang dikatakan, ‘Makanan mata lebih berharga dari makanan mulut’. Bahkan, melalui pandangan mata, seseorang itu terbuka selera untuk menjamah makanan yang dihidangkan di hadapannya. Keadaan ini semakin menjadi-jadi di kalangan masyarakat kita pada hari ini.
Coba perhatikan, para perempuan pada zaman ini terutamanya anak-anak gadis. Mereka tidak akan keluar ke tempat-tempat ramai, club-club wanita, dan sebagainya sebelum muka mereka dipoles dengan berbagai alat make-up. Tujuan perbuatan ini adalah untuk menarik setiap lelaki yang ditemui di jalan.
Oleh karena itu, waspadalah kamu wahai orang-orang yang beriman. Ingatlah, ada barang-barang di dunia ini yang boleh dipamerkan dan dilihat. Di samping itu ada pula yang tidak boleh dipamerkan dan dilihat. Ingatlah, puncak maksiat berawal dari penglihatan.
Dikutip dari Kitab Tabarruj, Penyusun Ni’mat Shidqi (Da’iyyah Mesir) Naskah Terjemah Asli: Bahasa Melayu Penterjemah Naskah Indonesia: Ummu Fawwaz