(Panjimas.com) – Hijabku adalah kehormatanku, tanpa hijab itu maka kehormatan itu tidak ada padaku, aku laksana telanjang meski aku telah memakai pakaian, meski telah berjilbab gaul, sama saja tetap telanjang tanpa hijabku yang syar’i.
Hijabku bukanlah tontonan, bukan barang yang akan aku pamerkan, maka hijabku itu tidak bermotif-motif atau bergaya-gaya agar terlihat modis dan menawan, hijabku itu menyembunyikan diriku dari pandangan manusia, bukan malah menarik perhatian mereka, hijabku melindungi aku dari bahaya dan keburukan pandangan manusia, insyaAllah aku akan selalu aman dengannya.
Hijabku bukanlah mengikuti trend yang sedang berkembang, yang hari ini dipakai kemudian besok dilepas, hijabku adalah ketaatanku kepada Allah Ta’ala, sebagai bukti ketundukan dan cintaku kepada-Nya.
Hijabku bukan barang eksperimen dan kreativitas, yang didesain begini dan begitu untuk inovasi dalam berhijab, telah ada suri tauladan yang baik, para ummahatul mu’minin radhiyallahu ‘anha dalam mengenakannya.
Hijabku bukan perhiasan bagiku, yang kemudian aku berbangga memakainya namun berfoto-foto dan menyebarkan foto itu ke khalayak ramai, agar dilihat diriku telah berhijab, padahal aku telah berusaha menutupi diriku, wallahul musta’an.
Hijabku bukan untuk berbangga diri dengan membentuk segala “geng” hijabers atau yang lainnya. Meski aku bangga memakainya, itu kebanggaanku sebagai seorang muslimah.
Hijabku bukanlah tanda eksklusifitas diriku, aku tetapi menjaga pergaulanku dengan tetanggaku dengan pergaulan yang baik, menyampaikan salam kepada mereka dan membantu jika mereka membutuhkan aku, dengan hijabku aku memberikan rasa aman kepada mereka bahwa aku bukanlah penggemar ghibah dan namimah, dengan hijabku aku berusaha menasihati dan memberikan contoh akan kemuliaan Islam bagi pemeluknya.
Hijabku bukanlah barang yang menakutkan, bukan citra kekerasan, namun didalamnya terdapat ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Rabb-ku, mutiara yang indah berkilau hanya ditemukan di dalam cangkang kerang yang gelap di dasar lautan, emas dan permata hanya di temukan di kedalaman tanah yang gelap gulita.
Dibalik hijab yang tebal dan gelap itu terdapat cinta kepadamu wahai saudari-saudari ku, cinta karena Allah, maka aku tidak ridha engkau mengumbar auratmu demi mendapatkan secuil pandangan kagum yang hina dan penuh syahwat, atau sedikit pujian licik penuh kepalsuan.
Hijabku senantiasa selalu bersamaku ketika aku keluar dari istanaku, jika memang aku harus keluar dan tidak ada yang mewakili aku, hijabku memerintahkan kepada semua mata lelaki yang bukan mahramku, agar mereka mengalihkan pandangan mereka dariku, tundukkan pandangan itu, aku bukanlah milikmu, bertaqwalah kepada Allah dan berpalinglah dariku. [Oleh: Ummu Syuhada’]