(Panjimas.com) – Namrud bin Kan’an adalah raja yang angkuh, sesat dan keras kepala. Namrud telah dijadikan Allah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahnya. Ia termasuk raja yang zhalim, jahat dan menguasai dunia, akan tetapi kufur terhadap nikmat Allah dan ingkar kepada Rasul-Nya. Secara jelas dan terang-terangan ia berbuat dosa dan membangkang kepada Allah. Memusuhi-Nya dan mengklaim sebagian sifat-sifat Allah seperti kekuasaan yang hanya dimiliki oleh Allah Sang Maha Pencipta dan Pemberi rezeki. Dia adalah salah seorang yang sengsara, yang telah termakan oleh bujuk rayu setan. Kekuasaannya telah membuatnya lupa daratan sehingga mengklaim uluhiyah (ilah yang berhak disembah) dan rububiyah (sebagai pencipta). Dia mengira bahwa orang-orang akan tunduk dan beriman kepadanya. Akan tetapi, akibatnya adalah sebagaimana yang akan Anda ketahui.
Siapakah Dia?
Sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, dia adalah Namrud bin Kan’an bin Kusy bin Sam bin Nuh. Ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Namrud bin Falih bin ‘Abir bin Shalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.
Bagaimana Kisahnya?
Waktu itu penduduk Babilonia menyembah berhala. Nabi Ibrahim yang tinggal di sana menentang penyembahan berhala ini. Bahkan Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala tersebut. Nabi Ibrahim ingin membuktikan secara jelas dan masuk akal bahwa berhala tidak mendatangkan manfaat dan bahaya, dan tidak pantas menjadi Tuhan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengisahkan kepada kita tentang kejadian ini di beberapa ayat dalam al-Qur’an. Di antaranya terdapat dalam Surat al Anbiya’. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun, Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi yang bertakwa (Yaitu) orang-orang yang takut akan (adzab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihatnya dan mereka merasa takut akan (tibanya) Hari Kiamat. Dan al-Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaannya). (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?’ Mereka menjawab, ‘Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.’ Mereka menjawab, ‘Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang yang bermain-main?’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.’ Demi Allah! Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata, ‘Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim.’ Mereka berkata, ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.’ Mereka berkata, ‘(Kalau demikian), bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak agar mereka menyaksikan.’ Mereka bertanya, ‘Apakah kamu,yang melakukan perbuatan ii terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?’ Ibrahim menjawab, ‘Sebenarnya patung besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.’ Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri). Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), ‘Sesunguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.’ Ibrahim berkata, ‘Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu, Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?’ Mereka berkata, ‘Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindk.’ Kami berfirman, ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.’ Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi.” (Al-Anbiya: 48-70)
Demikianlah kisah Raja Namrud yang disebutkan dalam al-Qur’an. Lalu apa yang terjadi setelahnya? Baca kisah selengkapnya… [Orang Terkutuk yang Angkuh Namrud bin Kan’an (2)]
Buku: Mengenal Lebih Dekat Manusia Pilihan Neraka Kisah 40 Penghuni Neraka Dalam Al-Qur’an
Penulis: Syaikh Muhammad as-Shayim