JAKARTA, (Panjimas.com) — Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan organisasinya netral dalam Pilpres 2019. Pihanya menekankan tidak dalam posisi dukung mendukung salah satu pasangan calon presiden. Pemuda Muhammadiyah ingin memastikan bahwa seluruh agenda kebangsaan itu berjalan dengan baik.
“Pemuda Muhammadiyah secara institusional itu tidak porsi dukung mendukung. Kami ada pada porsi memastikan seluruh agenda kebangsaan itu berjalan dengan baik. Tentu kami akan mengkritik dan mengawasi mas Sandi, juga akan mengawasi Pak Jokowi, saya akan memberikan saran kepada Mas Sandi dan ke Pak Jokowi juga begitu,” pungkas Dahnil Anzar Simajuntak, Jumat (14/09).
Ia menuturkan pihaknya bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan terus menggali komitmen dan track record bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Uno. Hal ini disampaikannya saat Sandiaga Uno menyambangi Kantor PP Pemuda Muhammadiyah.
Dahnil menilai, ada track record Sandi yang dia kagumi, yaitu Sandi terbiasa memperbaiki sesuatu yang rusak. Menurutnya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu salah satu bisnisnya adalah memperbaiki yang rusak, perusahaan yang rusak diambil, kemudian diperbaiki.
“Dalam konteks ini tentu kader Muhammadiyah itu bebas, saya pun secara pribadi saya bebas, tapi tentu bukan posisi sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” jelas Dahnil Anzar, dikutip dari ROL.
Sementara itu, Sandiaga Uno menilai Pemuda Muhammadiyah telah berhasil mewarnai gerakan anak-anak muda. Pihaknya pun berharap semua pihak berlomba-lomba melakukan perbaikan di Indonesia dengan tiga pilar.
Ketiga pilar itu ialah pertama mencerahkan, diharapkan kegiatan kampanyenya ke depan mencerahkan. Kemudian selanjutnya, menggerakkan dan menggembirakan.
“Buat saya itu penting sekali, itu juga petuah yang disampaikan oleh PP Muhammadiyah dan tadi juga digaungkan oleh Bung Dahnil,” ujar Sandiaga.
Sandi memaparkan bahwa, pemerintahan yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas harus berani, bukan hanya mengerti terhadap apa yang terjadi di dunia ekonomi. Tapi berani untuk mengimplentasi menahkodai mengambil kontrol kebijakan ekonomi sehingga tidak tersandera lagi tadi yang disebut bandit-bandit politik.[IZ]