JAKARTA, (Panjimas.com) — Ustadz Abdul Somad mengaku pihaknya mengalami ancaman dan intimidasi sehingga terpaksa membatalkan jadwal ceramahnya di sejumlah daerah, terutama di pulau Jawa. Menanggapi hal itu, Wasekjen PAN Faldo Maldini menilai, kejadian tersebut mencederai demokrasi dan harus dilawan.
“Kita siap dukung membela dia dan melawan orang-orang yang melakukan persekusi. Negara kita sudah lama sekali memperjuangkan kebebasan demokrasi,” pungkas Faldo Maldini, Senin (03/09).
Faldo mengatakan, aksi persekusi semacam ini mencederai demokrasi karena seorang Ustadz Abdul Somad mengakui Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selama seorang ulama menyampaikan pandangan dan tafsiran Alquran dan mengakui NKRI, maka tidak ada masalah sama sekali.
“Ustadz Somad kan tidak bilang kita tidak butuh NKRI. Kenapa ceramahnya mesti dipermasalahkan?” ujar Faldo Maldini, dikutip dari ROL.
Sejauh ini, PAN belum menempuh langkah bantuan hukum untuk Ustadz Somad. PAN masih memantau perkembangan isu yang berkembang terkait kasus intimidasi tersebut.
Faldo Maldini mengatakan, sebagai warga negara yang baik sungguh tak elok jika menganggap negatif orang-orang yang berbeda pandangan. Bahkan, hingga menuduh seseorang melakukan makar.
“Itu bukan logika bernegara yang baik. Kita harus lawan,” paparnya.
PAN mendesak aparat penegak hukum bersikap bijak dan responsif sesuai tugas pokok dan fungsi. Ia pun meminta agar aparat tidak ikut-ikutan melakukan sesuatu yang di luar batas kewajaran.
Jikalau ada masyarakat sipil yang menyampaikan aspirasi di muka publik, jangan dianggap dia berlawanan dengan NKRI selama masih mengakui Indonesia sebagai negaranya.
“Kejadian ini menjadi pertanyaan balik kepada kita semua. Apakah kita memahami betul tugas-tugas dalam bernegara,” tandasnya.[IZ]