JAKARTA, (Panjimas.com) — Aksi penghadangan dan persekusi yang dilakukan oleh sekelompok massa dan aparat di Pekanbaru, Riau rupanya membuat beberapa kalangan mengecam keras. Tokoh bangsa Rizal Ramli pun menilai tindakan semacam itu sangat kebablasan. Oleh karena itu, Ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengingatkan para pendukungnya.
“Untuk itu saya meminta kepada pak Jokowi untuk mengingatkan kepada timnya kalo cara cara yang ditempuh itu sudah kebablasan dan justru itu malah akan menurunkan elekbilitas pak Jokowo nantinya,” ujar Rizal Ramli di sebuah cafe di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Rizal Ramli menyampaikan hal itu usai mendengar aksi persekusi terhadap aktivis Neno Warisman yang mendapat perlakuan kasar oleh sekelompok massa jelang acara Deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau, Ahad (27/08). Pada saat itu, Neno Warisman tidak bisa keluar dari Bandara karena saat Ia hendak turun dari pesawat dirinya beserta rombongan aktivis #2019GantiPresiden dihadang sekelompok massa yang melakukan persekusi dan tindakan kasar lainnya.
Mantan Menteri Koordinator Ekonomi era Gsudur itu juga melihat cara persekusi dan penghadangan orang di satu tempat adalah bentuk kampanye terburuk yang dipertontonkan oleh tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Sebab, hal itu menurutnya jelas menciderai nilai-nilai demokrasi yang telah dibangun selama ini di Indonesia.
“Sekali lagi saya katakan, bahwa hal seperti ini adalah bentuk kampanye terburuk yang dilakukan pak Jokowi, mohon maaf kalo saya katakan itu karena faktanya demikian,” tutur Rizal Ramli kepada para awak media, Selasa (28/08).
Ia juga meyakini perlakuan dan tindakan yang dilakukan dan menimpa Neno Warisman itu adalah suatu bentuk diskriminasi demokrasi dan suatu hal kemunduran dalam iklim suasana berdemokrasi yang dibangun saat ini Indonesia.
“Karena saya terkejut sekali. Ini kok ada orang yang ingin mengadakan pertemuan malah dilarang larang. Begitu juga yang mau ngadakan diskusi pun dilarang. Karena jelas kita semua yang memperjuangkan demokrasi pada tahun 98 tidak ingin adanya yang seperti itu terjadi. Tapi justru demokrasi saat ini malah mengalami masa kemunduran dari tahun 98 dulu,” pungkas Rizal Ramli.[ES]