JAKARTA, (Panjimas.com) — Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengatakan ketakutan Pemerintah bahwa sektor pariwisata NTB akan terpuruk jika menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional terlalu berlebihan.
Menurutnya, Justru jika dijadikan bencana nasional proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan lebih sistemik, terintegrasi dan komprehensif sehingga mempercepat masyarakat NTB bangkit kembali dan sektor pariwisata bisa kembali menggeliat.
“Alasan pariwisata Lombok akan terganggu kalau bencana nasional ditetapkan, saya rasa tidak tepat. Karena akibat bencana ini, Pariwisata Lombok saat ini berhenti menggeliat. Makanya, pola pikirnya harus di balik. Tetapkan sebagai bencana nasional. Kerahkan semua sumber daya. Laksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi yang sistemik, terintegrasi dan komprehensif, maka NTB akan bangkit dan pariwisata akan kembali menggeliat di Lombok,” pungkas Senator DKI Jakarta ini.
Bencana gempa di NTB terlebih dengan begitu intensifnya gempa susulan, menurut Fahira, sebenarnya sudah menganggu geliat pariwisata di Lombok, karena turis pasti tidak ada yang datang karena bencana masih terjadi. Turis akan datang jika gempa sudah berhenti dan proses rehabilitasi dan rekonstruksi berlangsung cepat dan tepat.
Oleh karena itu, Ia menilai bencana gempa bumi yang masih terus terjadi di Provinsi NTB memerlukan banyak terobosan agar bisa tertangani dengan baik. Menurutnya, salah satu terobosan yang bisa diambil Pemerintah adalah sesegera mungkin menetapkan status dan tingkatan bancana gempa bumi di NTB sebagai bencana nasional.
“Saya memohon kebaikan hati Pemerintah untuk segera menetapkan gempa NTB sebagai bencana nasional. Saya paham ada indikator dan varaiabel yang harus dipenuhi sesuai undang-undang. Tetapi itu semua diatas kertas, kondisi di lapangan, saat ini NTB perlu penangangan ekstra dengan mengerahkan semua sumber daya negara,” ujar Fahira Idris, di sela-sela menjalankan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi (21/08).
Fahira Idris mengungkapkan, bencana gempa bumi di NTB berbeda dengan bencana gempa bumi yang biasanya terjadi, karena selain gempa susulan terjadi hingga ratusan kali, gempa baru juga sudah terjadi beberapa kali dan terus menambah jumlah korban jiwa.[IZ]