JAKARTA, (Panjimas.com) — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti mengatakan bahwa Indonesia harus lebih keras dan bersungguh-sungguh agar memiliki pemimpin dan kepemimpinan nasional yang ideal. Hal ini menurutnya dikarenakan saat ini masih begitu banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan.
“Sebagaimana disampaikan Pak Haedar (Ketum PP Muhammadiyah) dalam pidatonya, bangsa Indonesia memerlukan kepemimpinan nasional yang kuat, adil, dan melayani,” ujar Abdul Mu’ti, dikutip dari Republika, Rabu (15/08).
Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa Muhammadiyah prihatin dengan keadaan sosial dan politik yang masih kuat oleh budaya oligarki, keinginan menang sendiri, komunal, dan jauh dari keadaban. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan adil.
Secara konstitusi, lanjutnya, sebenarnya Indonesia sudah berada pada jalur yang benar dengan memilih demokrasi sebagai sistem seleksi kepemimpinan nasional. Sayangnya, sistem tersebut belum mampu menghasilkan kepemimpinan yang ideal karena nilai-nilai utama dan keadaban demokratis belum tertanam dalam diri bangsa.
“Demokrasi masih sebatas prosedur konstitusional bagi seseorang atau sekelompok orang untuk meraih atau merebut kekuasaan,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam Pidato Kebangsaan yang digelar PP Muhammadiyah di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Ahad (12/08), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa negara dan pemerintahan harus benar-benar berdaulat termasuk dari hegemoni politik oligarki.
Haedar mengatakan, Indonesia harus jadi milik semua jangan jadi milik segelintir orang atau kelompok tertentu seperti apa yang dipesankan Presiden pertama RI, Soekarno.
“Kita mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan. Tetapi semua bagi semua,” tandas Haedar Nashir.[IZ]