JAKARTA, (Panjimas.com) — Ketua Umum GNPF Ulama Ustadz Yusuf Muhammad Martak menegaskan pihaknya akan menggelar Ijtima Ulama jilid II dalam rangka menanggapi perkembangan politik beberapa waktu belakangan pasca pendaftaran bakal Calon Presiden dan bakal Calon Wakil Presiden.
“Lewat Ijtima Ulama II kami ingin menegaskan, ulama jangan hanya dijadikan pelengkap. Tapi harus menjadi pihak utama yang diminta sarannya, dan saran itu dijalankan,” kata Ustadz Yusuf Muhammad Martak di Jakarta, dalam pernyataannya, Senin (13/08/2018).
Ketua Umum GNPF Ulama ini menuturkan bahwa Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional akhir Juli lalu telah mengeluarkan rekomendasi pasangan capres dan cawapres. Akan tetapi koalisi keumatan Partai Gerindra, PKS, dan PAN malah mengambil pasangan di luar rekomendasi Hasil Ijtima.
Ustadz Yusuf Martak menceritakan, pada menit-menit terakhir setelah Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Habib Salim Segaf Al Jufri yang sebelumnya direkomendasikan tak bersedia maju jadi cawapres, para ulama segera menggelar musyawarah.
“Hasilnya memutuskan nama Ustadz Arifin Ilham serta Aa Gym untuk mendampingi Pak Prabowo. Kami tidak ingin ulama diminta mendorong mobil mogok, tapi setelah mobilnya jalan ternyata ulamanya ditinggal,” tuturnya.
Ustadz Yusuf Martak menegaskan jika partai koalisi mau mendiskusikan dan menerima saran para ulama, pasangan calon akan mendapatkan dukungan maksimal.
Oleh karena itu, GNPF Ulama akan kembali menggelar Ijtima Ulama Jilid II untuk mendengar aspirasi para ulama menyongsong Pilpres 2019.[IZ]