JAKARTA, (Panjimas.com) — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief sangat menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo di rapat umum yang digelar relawannya di Sentul, Bogor, Sabtu (04/05) lalu. Andi Arief bahkan menyarankan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menangkap Presiden Jokowi karena seruannya yang dinilai provokatif itu.
“Harusnya Kapolri menangkap Presiden Jokowi malam ini karena sudah memerintahkan kekerasan yang bisa mengarah perang sipil. Lebih berbahaya ketimbang terorisme,” kicau Andi Arief melalui akun Twitter-nya @AndiArief__, Sabtu (04/08).
Ironis, ketika para Ulama mengajarkan kesabaran dan menghindari perkelahian. Kontrasnya, Jokowi malah tidak memilih ajaran itu.
“Para Ulama mengajarkan kesabaran, menghindari perkelahian. Presiden Jokowi menganjurkan kekerasan dan tidak memilih opsi menghindari dengan sabar,” kicaunya.
Semantara itu Ia juga menilai pernyataan Jokowi tersebut berpotensi menimbulkan perang sipil.
“Jokowi sebagai Presiden di depan relawan secara eksplisit menganjurkan perang sipil. Saya sangat prihatin dengan anjuran itu,” tukasnya.
Jokowi sebagai Presiden di depan relawan secara eksplisit menganjurkan perang sipil. Saya sangat prihatin dengan anjuran itu, demikian menurut mantan Stafsus Presiden SBY itu.
Andi Arief pun turut menjelaskan alasan mengapa perang sipil itu mungkin saja bisa terjadi.
“Kenapa terjadi potensi perang sipil, karena yang bukan relawan akan merespon dengan mempersiapkan segala sesuatu atau ancaman kekerasan serius seorang Presiden lewat pendukungnya,” kicau Andi.
“Kalau sanpai ada satu saja korban jatuh karena kekerasan atas perintah Presiden Jokowi, bukan tidak mungkin akan ada reaksi balik yang membahayakan hubungan antar warga negara,” tandas Andi Arief dalam cuitannya..
Pidato Presiden Joko Widodo dalam rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8/2018) lalu menimbulkan pro kontra. Penyebabnya, Jokowi yang akan mencalonkan diri kembali dalam pilpres 2019 meminta relawannya untuk berani jika diajak berantem.
“Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani,” ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi itu langsung membuat para relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh. Jokowi membiarkan kehebohan berlangsung sekitar 15 detik sebelum ia kembali melanjutkan arahannya.
“Tapi jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak (berantem), tidak boleh takut,” kata Jokowi yang disambut secara antusias oleh para relawannya.[IZ]