SOLO, (Panjimas.com) — Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi mengenai ukhuwah dan persaudaraan bisa retak dan rusak akibat pemilu, Sekretaris Jenderal Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut angkat bicara.
“Apa yang menjadi pernyataan Presiden Jokowi tentang ukhuwah hendaknya didukung, bahwa pesta demokrasi, pemilu adalah sebuah rutinitas pergantian pemimpin baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat nasional,” pungkasnya saat dihubungi panjimas.
Ia menegaskan namun hendaklah, pemerintah juga mengantisipasi dan berupaya menjaga dari hal hal yang bisa merusak ukhuwah Islamiyah dan persatuan bangsa.
Agar persatuan bangsa dan ukhuwah dapat terjaga, Sekjen ISAC ini pun menilai pemerintahan Jokowi hendaknya turut mengakomodir aspirasi umat Islam.
“Seharusnya, pemerintahan Jokowi tegas terhadap siapapun yang menistakan agama, tegas terhadap intervensi asing, tegas terhadap PKI, tegas terhadap LGBT,” paparnya.
ISAC pun memaparkan sejumlah aspirasi Umat Islam yang seharusnya diakomodir pemerintahan Jokowi, namun kenyataanya sebaliknya malah ketidakberpihakan Presiden Jokowi terhadap aspirasi umat Islam ini menyebabkan retaknya ukhuwah, dan persatuan bangsa, sehingga memicu gejolak dan protes sosial.
Berikut sejumlah poin-poin yang mana pemerintaha Jokowi harus bersikap :
Pertama, tegas terhadap siapapun yang menista agama.
Kedua, tegas terhadap intervensi asing.
Ketiga, tegas terhadap perilaku penyebar hoax.
Keempat, tidak lagi jual aset-aset negara apapun alasannya.
Kelima, mengendalikan harga sembako, segera turunkan harga.
Keenam, secepatnya menurunkan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik [TDL]
Ketujuh, tidak lagi menangkapi aktivis anti-PKI.
Kedelapan, tegas terhadap LGBT (Lesbian,Gay, Biseksual, Transgender).
Kesembilan, stop reklamasi!.
Kesepuluh, stop tenaga kasar/buruh asing!.
Kesebelas, stop invasi asing yang berkedok investasi!.
Menurut ISAC apabila sejumlah aspirasi tersebut dapat dipenuhi, tentu persatuan bangsa akan terjaga dengan baik.
”Jika hal itu dilakukan, maka Ukhuwah Islamiah, Persatuan Bangsa, toleransi bisa kita wujudkan, tandasnya.”
Saat meletakkan batu pertama Menara MUI, Kamis (26/7/2018) di Jakarta Timur,. Presiden RI Joko Widodo , mengatakan aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak kita semua untuk terus membangun Ukhuwah Islmiyah dan Ukhuwah wathoniyah.
“Anugrah Allah kepada bangsa Indonesia adalah adanya perbedaan beragam suku, agama, adat, dan tradisi, mulai dari Sabang sampe Merauke. Jangan sampe persatuan, kerukunan dan persaudaraan kita retak,” ujar Jokowi.
Jokowi berpesan, jangan gara-gara pesta demokrasi, atau gara-gara pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan walikota. Seperti kita ketahui, Setiap lima tahu, Pilkada dan Pemilu akan terus ada. Sangat besar ongkos sosialnya, bila ukhuwah, kerukunan dan persaudaran menjadi rusak.”
Hendaknya, lanjut Jokowi, kita selalu berprasangka baik, berpikiran positif, tidak mengembangkan pikiran negative. “Seperti pesan Kiai Haji Ma’ruf Amin, kita jangan khusnul tafahum alias gampang curiga dan berprasangka buruk,” pesannya.[IZ]