JAKARTA, (Panjimas.com) — Dari pengalaman sejarahlah kita belajar bagaimana membentuk struktur masyarakat yang dibangun atas dasar saling mengingatkan kepada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah apabila ada kemungkaran (nahi munkar) yang terjadi di tengah masyarakat, seperti itulah susunan masyarakat di zaman sahabat-sahabat nabi dahulu, demikian menurut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
“Kenapa umat umat terdahulu ditimpa azab dan musibah ? Itu dikarenakan hilangnya sikap kritis dan tidak adanya sikap amar ma’ruf nahi munkar,” pungkas Fahri saat menyampaikan pesan dan nasihatnya kepada ratusan peserta yang hadir dalam Diskusi “Radikalisme di Kampus : Fakta atau Propaganda ?” yang diadakan oleh ‘Media Umat’ di Gedung Juang 45 Jakarta, Rabu (25/07).
Oleh karena itu, Fahri Hamzah mengatakkan bahwa kita mesti mengambil pelajaran sejarah pentingnya terus mengingatkan penguasa dan siapa saja yang berkuasa untuk melaksanakan kebaikan amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Sebab kalau orang-orang yang kritis dibungkam maka Indonesia akan tenggelam.
Wakil Ketua DPR RI itu juga menyampaikan sebuah kisah tentang bagaimana seorang Khalifah Umar bin Khattab yang sesaat setelah dilantik menjadi kepala negara (Amirul Mukminin) dirinya mengatakan, “Jika aku benar dan senantiasa mengikuti Al Quran dan Sunnah, maka ikutilah aku, namun apabila aku melenceng dari Al-Qur’an dan Sunnah maka luruskanlah dan ingatkanlah aku,” papar Fahri.
Seketika Umar mengatakan itu lalu ada seorang perempuan sambil mengangkat pedang dan berkata kepada Amirul Mukminin. “Aku sendiri nanti yang akan meluruskan Umar dengan pedang ini”, tegasnya.
Terakhir, Fahri Hamzah menyampaikan dalam kisah tersebut bahwa Umar bin Khatab selaku Kepala Negara juga mengatakan, “Kalau masih ada orang-orang seperti anda yang senantiasa mengingatkan penguasa dan pemimpin, maka negara akan terjaga,” tandasnya.[ES]