JAKARTA, (Panjimas.com) — Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris meminta Presiden Jokowi berbesar hati untuk membatalkan proyek pembangunan enam tol dalam kota di DKI Jakarta. Selain sebagai tindak lanjut sikap Jokowi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta yang mengkritik proyek ini dan lebih mendukung pembangunan transportasi massal, ini juga sebagai pembuktian komitmen Pemerintah untuk menekan laju kendaraan pribadi dan mengalihkan ke transportasi publik.
Fahira Idris mengatakan, jika merujuk pada RPJMN 2015-2019 yang disusun Pemerintahan Jokowi, fokus pembangunan perkotaan terutama kota besar seperti Jakarta adalah mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu.
Menurutnya, pembangunan enam ruas tol di Jakarta sama sekali kontraproduktif dengan rencana pembangunan perkotaan yang disusun Pemerintah sendiri.
“Kalau pro transportasi publik, pembangunan jalan tol ini harus dibatalkan, bukan malah masuk dalam program strategis nasional. Saya harap Pak Jokowi berbesar hati membatalkan pembangunan enam ruas tol ini. Gubernur sekarang juga sudah tegas menolak. Jangan padamkan semangat Pemprov DKI yang begitu antusias menarik hati warganya menggunakan transportasi publik,” ujar Senator Jakarta Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (17/07).
Ketua Komite III DPD RI ini mengungkapkan, apapun alasan dilanjutkan pembangunan enam ruas tol dalam kota, termasuk nantinya akan disediakan dan digunakan untuk fasilitas transportasi umum, tetap saja yang namanya jalan tol dibangun untuk mengakomodir kendaraan pribadi.
Ia menambahkan pasalnya, setiap pertambahan jalan di Jakarta satu kilometer saja, otomatis akan disertai pertambahan ribuan mobil. Pembangunan enam ruas jalan tol ini juga dipastikan akan menghambat program integrasi transportasi umum dengan satu tarif (Ok Otrip) yang sedang dilaksanakan Pemprov DKI saat ini.
“Banyak riset membuktikan semakin banyak dan panjang jalan dibangun maka akan semakin banyak kendaraan yang melintas. Artinya, bangun jalan takkan mengurai kemecetan. Kebenaran riset ini sudah kita saksikan sendiri di Jakarta yang bertambah macet walau jalan terus dibangun. Kenapa kekeliruan ini terus kita ulangi? Ini kita belum bicara dampak lingkungan hidup. Kita mau wariskan apa kepada anak-anak Jakarta di masa depan? Kota polusi?” pungkas Fahira Idris.
Untuk diketahui, proyek enam ruas tol dalam kota dibangun dengan tiga sesi yang meliputi rute Semanan-Sunter, Sunter-Pulo Gebang, Duri Pulo-Kampung Melayu, Kemayoran-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang, serta Pasar Minggu-Casablanca dengan total panjang 69,6 kilometer.[IZ]