JAKARTA, (Panjimas.com) — Nilai tukar rupiah yang terus merosot dan melambungnya berbagai harga komoditas dasar masyarakat turut ditanggapi Ketua Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra. Ia mengataan bahwa kondisi krisis sekarang ini dengan nilai rupiah makin merosot dan harga naik bisa lebih mengerikan dibanding dengan pada tahun 1998.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (10/07) lalu.
Yusril menuturkan, kurs rupiah terhadap dolar yang mulai bergejolak juga harus dilihat sebagai pertanda krisis keuangan.
“Kita lihat pemerintah sekarang ini bisa mengalami hal yang barangkali bisa lebih dahsyat dari krisis tahun 1998,” ujar Yusril Ihza Mahendra.
Yusril memprediksi efek krisis bisa membuat Indonesia lebih porak poranda dibanding 20 tahun lalu. Hal itu karena pemerintahan Soeharto dahulu saja seperti tidak berdaya menghadapi krisis. Padahal, Presiden ke-2 RI itu didampingi begitu banyak intelektual mumpuni yang menjadi tim ekonominya.
“Pemerintahan yang didukung begitu banyak intelektual kelas satu lah di zaman itu, tidak bisa bertahan juga. Apalagi pemerintah yang sekarang ini,” tandasnya.[IZ]