JAKARTA, (Panjimas.com) — Pernyataan dukungan terbuka Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. Zainul Majdi kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya selama dua periode, menuai polemik luas di masyarakat, khususnya umat Islam.
Usai pertemuan hari ke-3 Multaqa Ulama dan Da’i Asia Tenggara, Eropa dan Afrika di Hotel Grand Cempaka Jakarta, para peserta Multaqa mendesak Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) dan Ustadz Abdul Somad (UAS) agar turut menanggapi sikap politik TGB, karena sebelumnya kedua Da’I terkemuka ini turut menyampaikan dukungannya pada TGB sebagai salah satu sosok pemimpin nasional pada masa mendatang.
Tepatnya saat menjadi narasumber dalam Tabligh Akbar di Lombok pada pertengahan tahun 2016 lalu, Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) menyampaikan bahwa TGB adalah pemimpin Nasional pada masa mendatang.
UBN pun menyayangkan sikap politik TGB yang mendukung Presiden Jokowi agar melanjutkan kepemimpinannya hingga 2024 mendatang. Ia mengutarakan semestinya pemimpin ummat senantiasa bersama umat.
“Namun sangat disayangkan, meskinya pemimpin ummat mestinya memahami keinginan ummat dan berada bersama ummat,” pungkas Ustadz Bachtiar Nasir.
“Tokoh-Tokoh ini sebetulnya diharapkan oleh ummat, senantiasa bersama ummat, menang atau kalah, susah atau senang, itu pikiran sederhana ummat”, lanjutnya.
UBN mengatakan wajar jika umat merasa salah paham karena ummat menilai tentu dalam konteks kemaslahatan ummat.
“Jadi kalau ada tokohnya yang kebetulan berijtihad untuk kepentingan pribadi dan daerahnya, pribadi dan kelompoknya, lalu kelihatan oleh ummat berseberangan. Saya sebagai pribadi melihat itu sebagai manuver politik dengan kapasitas dia, saya yakinlah mayoritas untuk kepentingan ummat dan bangsa juga, walaupun dari sudut pandang kelompok atau daerahnya,” papar UBN.
“Jadi tidak boleh dia menempatkan dirinya sebagai orang lokal daerah tertentu, karena ceramahnya kan sudah ke seluruh Indonesia. Nah, kalau ada ummat marah, ya harus dimaklumi.”
Menurut UBN, ummat memiliki keinginan sederhana, pemimpin yang mereka harapkan senantiasa dirasakan bersama perjuangan umat.
“Karena ummat maunya itu sederhana saja, pemimpinnya stand with ummah menang atau kalah, susah atau senang”, tandasnya.
Anggota Dewan Pembina Gerakan Pembela Fatwa (GNPF) Ulama ini mengimbau agar umat berlapang dada dan menghargai sikap politiknya, Umat perlu bersikap dewasa.
“Tapi apapun keputusan TGB itu merupakan ijtihad politiknya, maka kita harus berlapang dada, dan menghargai pilihan politiknya”, ujarnya.
“Ijtihad ini, dia lupa, dia hanya melihat dari kacamata dirinya, padahal kalau ummat maunya dari kemashalahatan ummat secara keseluruhan”, sambungnya.
“Umat harus menerima perbedaan dengan sikap dewasa”. Dan kalau ada diantara ummat yang menghina TGB maka umat yang menghina tersebut mesti harus diingatkan,” tuturnya.
Gubernur NTB dua periode itu menyatakan dukungan terbukanya kepada Presiden Jokowi setelah melalui pertimbangan matang yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat.
“Sangat pantas dan fair kita beri kesempatan Presiden Jokowi untuk terus melanjutkan dua periode dan menyelesaikan apa yang selama empat tahun ini sudah dimulai,” ujar TGB, Rabu (04/07) lalu.[IZ]