JAKARTA, (Panjimas.com) — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhir akhir ini terus melemah. Meski, pada hari Senin (09/07) rupiah bergerak menguat 47 poin ada di angka Rp 14.328, nilai ini masih sangat riskan karena diprediksi masih pada angka antara 14.000-15.000.
Ketua BPP HIPMI (Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Bidang Ekonomi Muhamad Idrus mengkhawatirkan apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menembus angka Rp15.000. Oleh karena itu, HIPMI mengimbau Presiden Jokowi agar segera memberikan solusi.
“Hari ini saja para analis perbankan memprediksi nilai tukar rupiah akan jatuh pada angka Rp14.600. Antisipasi kemungkinan terburuk pekan depan, yaitu tembus 15 ribu. Kami mengimbau dengan segera agar Presiden bertindak,” pungkas Idrus kepada para wartawan di Jakarta, Jumat (06/07).
Idrus menyebutkan nilai tukar rupiah melemah bukan hanya semata karena persaingan dagang antara Amerika dengan China dan Uni Eropa, namun juga disebabkan faktor internal. Karena itu, lanjutnya, Presiden segera bertindak berupa mengeluarkan kebijakan penyelamatan rupiah.
Lebih lanjut, Idrus mengatakan apabila nilai tukar rupiah menembus angka Rp 15.000, perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Industri Indonesia, menurutnya, banyak tergantung bahan baku impor.
“Semoga hal ini tidak terjadi, nilai tukar bisa kembali menguat. Industri kita didominasi ‘Foot Loose Industry’ yang mengandalkan bahan baku impor. Kalau nilai tukar terus melemah, industri kita akan kolaps,” pungkas Idrus, dikutip dari Kabar Bisnis.
Muhammad Idrus pun mengimbau agar masyarakat tidak memborong dolar dan memiliki kepedulian terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
“Peran serta masyarakat khususnya kalangan elite diharapkan agar melakukan aksi nyata keprihatinan atas kondisi ekonomi kita. Dan jangan sampai sebaliknya, (yaitu) memborong dolar,” tandasnya.[IZ]