SOLO, (Panjimas.com) — Menanggapi adanya sekelompok orang tak dikenal (otk) yang menyerang lokasi pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah, di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh pada Senin (25/06) lalu, Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah, Muhammad Ismail mengatakan tindakan itu sangat intoleran bahkan cenderung primitif, Kokam Jawa Tengah pun mengutuk keras tindakan itu.
“Kokam Jawa Tengah menentang dan mengutuk kelompok tersebut,” pungkasnya.
“Menurut saya orang yang menentang pembangunan Masjid tersebut adalah orang intoleran”, ujar Muhammad Ismail saat dihubungi panjimas.com
Komandan Kokam Jawa Tengah ini menilai hanya orang yang berpikir primitif sajalah yang melakukan pembakaran dan penyerangan semacam ini.
“Mereka orang intoleran, bahkan cenderung berpikir primitif”, tandasnya.
Selanjutnya Ismail menegaskan ironisnya kelompok penyerang itu merupakan orang yg beragama islam akan tetapi keras terhadap sesama muslim, namun lunak terhadap non-muslim.
Muhammad Ismail menuturkan bahwa dirinya secara pribadi mengenal dengan baik komandan Kokam Aceh ‘ndan Daewan’. Bahkan Ia pernah berkunjung ke Bireuen, Aceh dan bertemu secara langsung dengan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bireuen Dr. Atthoilah.
“Saya kenal baik dengan ‘Ndan Daewan’ Komandan Kokam Aceh, dan saya pernah ke Bireuen bertemu Ketua PDM Bireuen mas Dokter Atthoilah yg istrinya orang asli Klaten”, tuturnya.
Ia pun menegaskan bahwa peran dan tugas kokam termasuk melindungi asset Muhammadiyah baik yang bergerak ataupun aset tak bergerak.
“Peran dan tugas Kokam sudah jelas yaitu menjaga asset Muhammadiyah yg bergerak dan yang tidak bergerak, termasuk masjid tersebut”, tukasnya.
Ia pun mencontohkan bahwa Kokam Jawa Tengah pernah beberapa kali terlibat dalam perlindungan aset-aset Muhammadiyah, misalnya Masjid Assalam di Tangerang atau Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto.
Saa disinggung mengenai kemungkinan adanya pengerahan anggota Kokam ke Aceh dalam artian BKO (Bantuan Kendali Operasi), Muhammad Ismail menunggu intruksi dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir.
“Mereka jual kita borong, tetapi tentunya Kokam Jateng menunggu komando Pak Haedar Nashir”, tandasnya.
Imbauan Komandan Nasional Kokam
Secara terpisah, Komandan Nasional Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam), Mashuri Masyhuda mengimbau kepada anggota dan pimpinan Kokam untuk tetap menjaga kondusifitas.
Mashuri menyampaikan agar Kokam terus melakukan koordinasi dengan aparat dan pemerintah daerah, dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar mengawal serta melindungi aset Muhammadiyah.
“Disampaikan kepada kawan-kawan Kokam, jajaran pimpinan wilayah atau markas wilayah Kokam Aceh beserta Bireuen untuk bisa tetap melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya aparat keamanan dalam melakukan pengawalan dan penjagaan aset khususnya masjid Muhammadiyah di situ,” ujar Mashruri Masyhuda kepada Panjimas.com, Kamis (28/06).
Kemudian, Mashuri meminta kepada seluruh jajaran Kokam di Aceh untuk lebih mengutamakan dialog dan upaya-upaya penyelesaian masalah dengan persuasif.
“Lebih mengedepankan komunikasi, musyawarah mufakat,” imbuhnya.
Untuk diketahui, proses pembangunan Masjid At-Taqwa Muhammadiyah, Samalanga, Bireun, Aceh, berkali-kali mendapat tekanan tindak kekerasan.
Masjid yang awal pembangunannya diresmikan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsudin ini pernah dibakar sekelompok massa, pada Selasa (17/10/2017) lalu.
Padahal proses pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah sudah cukup lama dimulai sejak tiga tahun yang lalu, dengan pembebasan tanah 2700 M, melalui wakaf tunai warga Muhammadiyah hingga bersertifikat tanah Persyarikatan Muhammadiyah. Kemudian pengurusan IMB, pembuatan talut dan jalan menuju lokasi lahan mesjid, pembersihan lahan, sampai pembuatan arah kiblat juga telah ditempuh melalui Kemenag Bireuen tanpa kendala apa pun. Hingga kini, proses pembangunan masjid masih terus berjalan, meskipun mendapatkan hambatan tindakan intoleran pihak-pihak tak bertanggungjawab.
Belum lama ini, terjadi upaya penyerangan oleh 70-80 orang anak muda terhadap lokasi pembangunan Masjid Taqwa Samalanga, pada Senin (25/06/2018). Syukur Alhamdullilah bisa digagalkan oleh pihak kepolisian.
Untuk menghindari kembali dibakar, warga Muhammadiyah cabang Samalanga berjaga malam secara bergantian. Mereka terus bergotongroyong membangun Masjid Taqwa yang mereka cita-citakan, di bawah penjagaan aparat keamanan.[IZ]