JAKARTA, (Panjimas.com) — Kondisi mata uang rupiah semakin hari kian jatuh, misalnya terbukti pada Selasa pagi ini, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah berada di titik tertinggi, yakni Rp 14.425. Berdasarkan data perdagangan di laman Reuters, Selasa (03/07) pagi, mata uang dollar AS tersebut dibuka pada Rp 14.375. Dollar AS kemudian menguat tajam ke angka Rp 14.400. Belum cukup, dolar AS lagi-lagi menguat dan kini posisinya kembali merangkak naik ke Rp 14.425.
Menanggapi permasalahan terus merosotnya nilai tukar rupiah ekonom senior Indonesia sekaligus mantan Menko Ekonomi Dr. Rizal Ramli mengatakan terus merosotnya rupiah dikarenakan pemerintah hanya mengandalkan kebijakan moneter
“Tidak ada terobosan di sektor riel dan tidak ada kebijakan pengelolaan utang yang inovatif mengandalkan kenaikan suku bunga terus akan menambah masalah baru,” ujarnya melalui keterangan tertulis sebagaimana ditegaskan melalui akun Twitternya.
Untuk diketahui, saat ini rupiah diperdagangkan melemah 0,37% di pasar spot ke level Rp 14.428/dolar AS. Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50bps yang diumumkan Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat (29/06) ternyata masih belum mampu meredam pelemahan nilai tukar.
Akibat pelemahan nilai tukar, saham-saham emiten perbankan dilepas oleh investor; sektor jasa keuangan anjlok hingga 1,44%, menjadikannya kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG.
“Kenaikan suku bunga akan menambah permasalahan baru. Apalagi kalau akhirnya total kenaikan bunga setahun bisa 3-4%, dicicil-cicil atau sekaligus tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi akan tambah nyungsep kebawah 4,5%, pertumbuhan kredit akan anjlok dibawah 8%, kredit macet dan default akan meningkat, daya beli tambah merosot ,” tandas Rizal.
“Mas Jokowi sangat bagus sekali soal infrastruktur, tapi payah berat dalam pengelolaan makro-ekonomi. Ekonomi bukannya ‘meroket’ tapi ‘nyungsep,’ maaf”, ungkap Rizal Ramli dalam keterangannya.
Meskipun demikian, Rizal Ramli menyatakan, pemerintah saat ini sangat bagus dalam menjalankan pembangunan infrastruktur, namun lemah dalam penanganan ekonomi.
“Jadi ini bagaimana ya, bukannya meroket, malah nyungsep,” tegasnya.
Bahkan Ia pun menyatakan tim ekonomi pemerintahan Jokowi tidak sanggup menyelesaikan masalah, bahkan menurutnya merupakan bagian dari masalah.
“Mohon maaf Mas Jokowi, Tim Ekonomi Mas ternyata benar-benar ndak mampu menyelesaikan masalah, bahkan mereka bagian dari masalah. Persoalan utama mereka yakni school of thinking dan kompetensi, leadership yg payah. Hati2, kami ingin Mas Jokowi bertahan sampai 2019,” pungkas Rizal Ramli.[IZ]