SOLO, (Panjimas.com) — Menanggapi tragedi penembakan pesawat logistik KPU di Bandara Kenyam Kabupaten Nduga Papua dan pembunuhna 3 warga yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sekretaris Jenderal Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono mendesak pemerintahan Presiden Jokowi untuk mengerahkan Detasemen Khusus (Densus) 88 dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Papua guna menangkap para pelaku penembakan pesawat Trigana Air.
ISAC menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap para pelaku dan mendorong pelibatan aparat seperti Densus 88, dan satuan gabungan anti-terror dalam tubuh TNI.
“Pelibatan Densus 88 dan TNI harus segera disinergikan untuk penegakan hukum terhadap semua pelaku dan aktor intelektualnya,” pungkasnya.
Sekjen ISAC ini pun mempertanyakan sikap BNPT yang seolah tidak berdaya menangani kasus terorisme di bumi Papua. ISAC mendesak pemerintah menjadikan kasus ini sebagai prioritas agar kedaulatan Indonesia di tanah Papua tetap terjaga.
“Kasus ini seharusnya menjadi operasi prioritas pemerintah, jika membandingkan dengan kasus bom di Surabaya aparat mampu menangkap ratusan orang dan menembak mati beberapa orang, maka ISAC menunggu langkah dan sikap aparat penegak hukum dalam kasus terorisme dan separatisme di bumi Papua,” jelasnya.
ISAC menuntut sikap tegas pemerintah terhadap OPM dan perlu menanggapi selayaknya sebagai tindakan separatisme dan terror terhadap keamanan nasional.
“Pemerintah harus tegas, jangan terkesan membiarkan, mentolerir perilaku OPM sebagai tindakan kriminal biasa, namun harus ditindak sebagai organisasi separatis dan terorisme,” ujar Endro Rabu (27/06).
Selanjutnya ISAC menilai bahwa terorisme dalam kasus ini nampak sekali bermotif politik, separatis dan merupakan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Oleh karena itu, ISAC menuntut pemerintah segera mengusut tuntas kasus ini karena selain telah menghilangkan nyawa warga sipil, tindakan ini merupakan upaya perlawanan terhadap pemerintah Indonesia.[IZ]