SOLO, (Panjimas.com) — Dalam Silaturahmi dan Kongres Ulama se-Jawa Tengah, Jumat (22/06) malam, Ulama, Aktifis dan Tokoh dari berbagai elemen organisasi muslim berupaya menyatukan langkah menjelang perhelatan suksesi kepemimpinan nasional dan daerah mendatang.
Ada sejumlah rekomendasi yang diputuskan dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Purwo Hamijayan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Jum’at (22/6) malam, yang mana dihadiri hampir seribuan peserta dari seluruh Jawa Tengah.
“Pilih sosok pemimpin yang bersih, yang tidak tersangkut kasus korupsi,” pungkas KH Ahmad Qomaruzzaman, Ulama Keraton Kasunanan Surakarta.
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Jawa Tengah, Ustadz Aris Munandar El-Fattah, di akhir pertemuan membacakan sejumlah Rekomendasi Ulama, Tokoh, dan Aktifis Islam se-Jawa Tengah diantaranya ;
Berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 16 Tahun 2009, Kongres Ulama, Tokoh, dan Aktifis Islam menyerukan kepada Umat agar memilih pemimpin yang memiliki kriteria, diantaranya
Pertama, pemimpin yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Kedua, pemimpin yang berkomitmen kepada Islam dan NKRI
Ketiga, pemimpin yang tidak terlibat dengan tindak Pidana Korupsi, Terorisme dan Narkoba. Serta pemimpin yang tidak sedang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Keempat, pemimpin yang tidak menjadi wakil dari partai-partai yang telah mendukung penistaan agama.
Oleh karena pertimbangan itu dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 27 Juni 2018 mendatang, para Ulama, Tokoh, dan Aktifis Islam merekomendasikan agar umat Islam menyatukan suara dan memilih calon dari Umat Islam yang tidak terlibat dalam Korupsi dan memiliki komitmen kepada moral dan akhlaqul karimah.
“Dalam kaitanya dengan suksesi kepemimpinan yang mana ada money politic, adanya pemaksaan dan adanya intimidasi, ada macem-macemlah disitu, dan ini kami prihatin,” jelas KH Ahmad Qomaruzzaman.
“Bagaimana ini supaya bisa tetap mengedepankan, kalau bahasa Islamnya Akhlaqul Karimah,” imbuh KH Ahmad Qomaruzzaman.
Kongres Ulama Jawa Tengah juga menyerukan kepada seluruh Umat Islam melalui jalur komando Ulama untuk menyatukan shof barisan kaum muslimin dalam upaya mengganti Presiden Tahun 2019 secara konstitusional.
Seruan dan rekomendasi Ulama, Tokoh, dan Aktifis ini diterbitkan dalam rangka memuliakan Agama Allah, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi segenap bangsa Indonesia.
Dengan mengambil tajuk “Jawa Tengah Bangkit Bersama Ulama”, Silaturahim dan Kongres Ulama se-Jawa Tengah dihadiri dari berbagai macam eleman seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Majelis Tafsir Al-Quran (MTA), Al-Irsyad, Jamaah Tabligh, para Habaib serta perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah.
Berdasarkan pantauan panjimas.com, tampak hadir Wakil Ketua Komisi Hukum dan HAM MUI Pusat Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo, Ketua MUI Solo Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah KH. Ali Muhson, Ketua DSKS Ustadz Dr, Muinidinillah Basri, KH. Muhammad Halim, KH. Muh. Ali Naharussurur, KH. Ahmad Qomaruzzaman, Ketua DDII Jawa Tengah Ustadz Aris Munandar Al-Fattah, dan para ulama asatidz, da’I serta aktifis Islam lainya.
Selain itu hadir pula para ulama, cendekiawan Muslim dan tokoh masyarakat dari Majelis Cendikia Keraton Nusantara, Lembaga Samanhudi Cokroaminoto, Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Majelis Ulama Karaton Nusantara, Alumni Persaudaraan 212, Majelis Ulama Karaton Nusantara, Komunitas Masjidku Makmur, Forum Silaturahmi Antar Masjid, Laskar Pembela Islam, Jamaah Anshoru Syariah (JAS), Al-Ishlah dan Annas.[IZ]