SOLO (Panjimas.com) – Kota Solo kembali kedatangan tamu dari Palestina. Ia adalah Syaikh Bashar Mustofa Said Sholah Ulama dari Palestina. Kedatangan ulama Palestina ini atas undangan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) untuk penggalangan dana bagi rakyat Palestina.
Dalam ceramahnya dihadapan jamaah Shalat Tarawih di Masjid Abu Bakar ash Shidiq di daerah Karangasem dan Masjid Istiqlal, Sumber Solo Selasa 1 Juni 2014, Syaikh Bashar Mustofa menerangkan keadaan Palestina terkini. Kondisi Palestina khususnya Gaza semakin memprihatinkan, karena listrik dibatasi, suplai makanan sedikit, saluran air minum juga tidak lancar.
Dibalik itu semua, minat masyarakat Gaza untuk menghafal Al quran masih sangat kuat. Jumlah penduduk Gaza saat ini mencapai kurang lebih 600 ribu jiwa. Sedang yang mampu menghafal Al quran mencapai 12 ribu orang. Kedepannya, akan diadakan proyek menghafal Al quran dengan target 20 ribu orang.
Pertolongan Allah
Syaikh Bashar Mustofa menceritakan kisah keajaiban seorang mujahid yang selalu dekat dengan Al Qur’an. Dalam sebuah pertempuran, seorang mujahid Palestina terkena tembakan peluru tentara Yahudi di bagian dadanya. Mujahid ini lantas dilarikan ke rumah sakit. Saat dokter memeriksanya, tidak ditemukan luka tembak di dada mujahid itu, dan ternyata peluru tentara Zionis terjepit ditengah-tengah mushaf Al Qur’an yang selalu dibawa mujahid tersebut. Mujahid itu selamat atas kuasa Allah, kata Syaikh Bashar Musthofa.
Tetapi dibalik penderitaan itu semua, rakyat Gaza tidak sedikitpun patah semangat “Bendera la ilaha illallah akan terus berkibar” ujar Syaikh Bashar yang disambut teriakan takbir peserta kajian.
Pendidikan jihad di Palestina sudah diberikan sejak kecil. Wajar disana anak-anak kecil sudah berani melawan tank tentara Yahudi meski hanya menggunakan batu. Menginjak remaja mereka belajar menggunakan AK47 dan berikutnya mereka berani mengarahkan dan menembakkan rudalnya ke Tel Aviv.
Aktivitas pemuda Palestina sama dengan para pemuda lain. Jika pagi sampai sore mereka melakukan aktivitas sesuai dengan profesinya. Ada yang kuliah, berdagang, bekerja dikantor dan lain sebagainya. Tetapi jika malam tiba mereka berduyun-duyun datang ke perbatasan untuk melakukan ribath.
Masalah Suriah
Saat ditanya mengenai konflik di negara tetangga Suriah, Syaikh Bashar menerangkan bahwa konflik yang dialami Palestina dan Suriah berbeda. Jika di Suriah ribuan pemuda dari seluruh dunia bisa masuk dan ikut berjihad, di Palestina agak berbeda masalahnya. “Palestina belum membutuhkan bantuan tenaga untuk berperang. Sementara ini kami masih mampu. Namun kami sangat memerlukan bantuan dana dan obat-obatan saat ini,” tandasnya.
[Ahmad Faishal]