JAKARTA (Panjimas.com) – Pada Ramadhan 1434 H lalu, umat Islam di Timur Tengah (Timteng) gempar dengan munculnya kurma asal negara penjajah bumi Palestina, yakni Zionis Israel dan kurma yang berasal dari negara Syi’ah Iran. Reaksinya pun cepat, umat Islam buru-buru menggelar aksi menolak kedua kurma itu.
Namun, baik Zionis Israel maupun negara Syi’ah Iran tak kehabisan akal. Zionis Isarel menjual kurma dengan label yang menutup identitasnya. Misalnya saja, kurma itu diberinama Tepi Barat, Lembah Yordan, Laut Merah dan lain sebagainya.
Sementara itu, seruan untuk memboikot sejumlah produk kurma yang berasal dari negara Syi’ah Iran, pada dasarnya merupakan salah satu resolusi muktamar ulama Ahlus Sunnah yang digelar di Kairo, Mesir beberapa waktu lalu.
Dalam resolusi poin ke lima disebutkan, “Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran”. Hal itu menyusul sikap Iran yang mengirimkan bantuan baik materi maupun militernya untuk mendukung rezim Syi’ah Nushairiyyah Bashar Al-Assad yang membantai kaum Muslimin Ahlu Sunnah di Suriah.
Menurut Harian Al-Kanz, kurma milik Zionis Israel ditanam di tanah Palestina yang dijajah Israel. Itu sebabnya, Sahabat Alaqsha mengelar kampanye boikot kurma asal Israel. Dengan tajuk kampanye “Periksa Label Kurma”, para aktivis meminta umat Islam memeriksa lebih teliti setiap kali membeli kurma.
“Perlu Anda ingat, kurma ini hasil dari tanah yang dijajah,” kata organisasi tersebut. Kampanye pun disebarkan via jejaring sosial. Dengan hastag#icheckthelabel, setiap informasi tentang kurma asal negara penjajah Zionis Israel ditampilkan agar pada Ramadhan 1435 H kali ini umat Islam melakukan aksi boikot seperti tahun lalu.
Pada tahun 2004, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa permukiman warga Israel adalah ilegal karena dibangun di atas tanah Palestina yang dicuri. Bertani kurma merupakan salah satu kegiatan pertanian utama yang dilakukan oleh hampir setengah dari pemukiman ilegal Israel yang terletak di Jordan Valley itu.
Sebagian besar tanaman kurma dari Zionis Israel, yakni hampir sampai 80 persen diekspor, terutama ke Eropa dan Asia, dimana pangsa pasar sekitar 10 persen. Pada tahun 2005, ekspor buah kurma menjadi ekspor buah unggulan Zionis Israel. [Ghozi Akbar/dbs]