JAKARTA (Panjimas.com) –Bagi kaum Muslimin yang hampir setengah hari berpuasa, begitu adzan Maghirb berkumandang pengennya cepat-cepat untuk berbuka puasa dengan menenggak minuman dingin. Rasanya memang terasa betul nikmatnya. Tapi tahukah Anda mengapa terkadang tak cukup segelas?
Ketika minum air dingin apakah itu air putih dingin, es campur maupun minuman dingin berasa lainnya, terkadang tenggorokan ingin menambah satu gelas atau satu botol lagi karena rasa haus belum terbayar.
Hal ini berbeda ketika kita minum minuman yang hangat. Minum baru dua atau tiga kali teguk saja, kita sudah merasakan kondisi yang berbeda pada tubuh. Sehingga air minum yang kita minum, cukup bagi tubuh untuk melakukan hidrasi.
…Tubuh kita sudah punya referensinya sendiri, yaitu bisa langsung menerima minuman yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh…
“Karena ketika minum minuman dingin, lambung kita perlu waktu untuk memprosesnya, menunggu hingga suhu air menjadi sama dengan suhu tubuh, begitu juga ketika minum air panas,” kata ahli gizi dr Saptawati Bardosono M.Sc di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dokter Saptawati menjelaskan, pada waktu berpuasa suhu tubuh kita meningkat atau menjadi agak panas atau hangat. Ini terjadi karena asupan cairan, khususnya dari minuman memang sangat sedikit sekali. Ini tanda jika tubuh kita sudah kehilangan cairannya atau dehidrasi.
“Tubuh kita sudah punya referensinya sendiri, yaitu bisa langsung menerima minuman yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Kalau terlalu dingin, lambung perlu kerja keras, begitu juga kalau panas,” jelas Saptawati.[GA/inilah]