ISTANBUL, (Panjimas.com) — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Turki akan memboikot produk elektronik Amerika, Selasa (14/08).
Pengumuman itu dinyatakan dalam pidatonya dalam simposium yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) pada ulang tahun ke-17 berdirinya Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.
“Kami akan memboikot produk elektronik Amerika,” pungkas Erdogan.
Ia menambahkan bahwa Turki akan menghasilkan versi yang lebih baik dari setiap produk yang sebelumnya dibeli dengan mata uang asing dan mengekspornya, dikutip dari Anadolu Ajansi.
“Mereka tidak ragu untuk menggunakan ekonomi sebagai senjata melawan kami, selain [juga] bidang diplomatik atau militer, serta melakukan upaya untuk menabur ketidakstabilan sosial dan politik,” paparnya.
Turki dan AS saat ini menjalani hubungan yang keras setelah Washington memberlakukan sanksi pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak melepaskan Pendeta Amerika Andrew Brunson, yang menghadapi tuduhan terorisme di Turki.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat meningkatkan serangannya ke Turki dengan menggandakan tarif AS pada impor aluminium dan baja Turki masing-masing menjadi 20 persen dan 50 persen.
Mengenai “serangan ekonomi” di Turki, Erdogan mengatakan: “Negara kita saat ini memiliki salah satu sistem perbankan yang paling kuat di dunia dalam segala hal.”
Presiden mengatakan alasan serangan ekonomi tidak ada hubungannya dengan ekonomi Turki, tetapi di balik serangan itu ada “beberapa rencana lain.”
Untuk melawan serangan ini, Erdogan menekankan langkah ekonomi dan politik.
“Kami melaksanakan dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam ekonomi … Poin kedua, dan yang paling signifikan bagi saya, adalah menjaga sikap politik kami tetap kuat,” imbuh Erdogan.
Pada perkembangan ekonomi baru-baru ini di Turki, Erdogan mengatakan: “Baik pihak lokal atau asing, teman atau musuh, siapa pun dapat melihat bahwa ada sesuatu yang aneh dalam data ekonomi kami.”
Presiden juga mendesak bisnis untuk melakukan lebih banyak ekspor.
“Saya menyerukan kepada orang-orang kami dan terutama dunia bisnis kami bahwa jawaban terbaik yang dapat Anda berikan kepada para pembunuh ekonomi adalah dengan sepenuhnya merangkul bisnis Anda”, jelasnya.
“Kita harus menghasilkan lebih banyak, mengekspor lebih banyak, karena tidak ada artinya mengunci [produk kami] di penyimpanan”, tandasnya.[IZ]