MOSKOW, (Panjimas.com) — Rusia akan menempatkan polisi militer di garis depan di wilayah Dataran Tinggi Golan antara Suriah dan Israel. Selain itu, Rusia akan mendirikan delapan pos pengamatan, demikian menurut kantor berita Interfax, Kamis (02/08), mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia.
Bertujuan untuk mencegah provokasi, yang mungkin terjadi terhadap pos PBB di sepanjang jalur “Bravo”, penempatan itu direncanakan bersamaan dengan pembentukan pos pengamatan polisi militer Angkatan Bersenjata Rusia,” pungkas Sergei Rudskoi, pejabat tinggi di Kemhan Rusia.
Pasukan pro Bashar al-Assad, dan sekutunya dari Rusia dan Iran berupaya menumpas pemberontak di hampir semua kawasan bagian Barat Daya Suriah. Kemenangan itu membawa pasukan Assad lebih dekat di wilayah garis depan berhadapan dengan Israel.
Peluang pasukan Iran, dan anggota milisi Hezbollah, sudah dekat dengan perbatasan di kawasan Dataran Tinggi Golan, hal ini menghidupkan alarm peringatan bagi Israel, yang melihat Iran sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Pasukan Iran telah menarik persenjataan berat mereka di Suriah ke jarak 85 km dari Dataran Tinggi Golan, demikian menurut laporan TASS yang mengutip pernyataan utusan Rusia pada Rabu, tetapi Israel melihat penarikan persenjataan itu belum cukup.
Sergei Rudskoi mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan antara Israel dan Suriah yang dihentikan pada tahun 2012 dapat dioperasikan kembali.
Pasukan perdamaian PBB, yang disertai polisi militer Rusia, berpatroli di kawasan itu untuk pertama kali dalam enam tahun pada Kamis, imbuh Sergei Rudskoi.[IZ]