NEW YORK, (Panjimas.com) — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres baru-baru ini menyerukan penyelesaian politik bagi krisis Suriah. Ia menegaskan bahwa tidak ada peluang penyelesaian militer.
“PBB berpendapat bahwa tak ada penyelesaian militer. Penyelesaiannya adalah politik,” pungkas Antonio Gutteres, Kamis (12/07) lalu.
PBB berkomitmen pada perundingan Jenewa untuk menemukan penyelesaian politik sejalan dengan Resolusi nomor 2254 Dewan Keamanan PBB, yakni menyediakan peta jalan ‘roadmap’ bagi penyelesaian politik.
Sekjen PBB, Jumat (13/07) siang menyerukan pembentukan satu komite konstitusional untuk disepakati oleh rezim Assad dan kelompok oposisi pada awal tahun ini di Sochi, Rusia, sebagai alat penting bagi penyelesaian politik masa depan.
“Ini adalah komitmen kita. Itu adalah sasaran anda semua. Dan pesan yang saya sampaikan kepada semua warga Suriah ialah (bahwa) hanya penyelesaian politik dapat menjamin masa depan, pembangunan kembali, dan ciri negara demokratis dan non-sektarian,” imbuhnya, dilansir dari Xinhua News.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pergolakan baru-baru ini di Suriah Selatan telah memaksa lebih dari 210.000 orang kehilangan tempat tinggal dan memerlukan layanan kesehatan mendesak.
Sementara itu sebanyak 160.000 orang yang saat ini kehilangan tempat tinggal di Suriah tak bisa dijangkau oleh petugas kesehatan, demikian peringatan WHO pada Kamis (12/07).
WHO menyerukan perlindungan instalasi kesehatan dan peningkatan akses ke Suriah Selatan.
Dr. Michel Thieren, Direktur Layanan Darurat Regional WHO, menekankan pihaknya takkan membiarkan orang yang menunggu bantuan kemanusiaan di Daraa dan Quneitra, Suriah Selatan.[IZ]