SARAJEVO, (Panjimas.com) — Lembaga Urusan Orang Asing (SPS) di Bosnia-Herzegovina baru-baru ini mencatat masuknya 7.926 migran sejak awal tahun 2018 ini, demikian menurut pernyataan Direktur SPS Slobodan Ujic kepada media lokal pada Sabtu (07/07).
Dari jumlah itu, migran paling banyak datang dari Pakistan sebanyak 2.417 orang, Suriah 1.393 orang, Afghanistan 980 orang, Iran 900 orang, dan migran lainnya yang berasal dari Irak, Libya dan negara lain.
Sementara itu, terdapat sebanyak 4.000 migran yang kini menetap di wilayah Bosnia-Herzegovina, dan jumlah tersebut kebanyakan adalah migran ekonomi, ujar Slobodan Ujic.
Dalam 99 persen kasus, banyak migran tidak memiliki dokumen pengenal, dan berupaya mencari suaka serta perlindungan internasional ketika tiba di Bosnia-Herzegovina, dilansir dari Xinhua News.
Sebanyak 5.878 migran menyampaikan keinginan mereka untuk meminta suaka, akan tetapi hanya 611 migran yang benar-benar mengajukan permohonan untuk itu dan tak satu pun diberikan suaka.
Ia menekankan banyak migran tak bermaksud tinggal di sana, dan menggunakannya sebagai daerah persinggahan dalam perjalanan menuju negara anggota Uni Eropa.
Dalam 20 hari belakangan ini, tekanan migran telah meningkat, dengan sebanyak 40 sampai 60 orang yang masuk setiap harinya, papar Slobodan Ujic.
Ujic menambahkan jumlah itu mungkin akan turun setelah Bosnia-Herzegovina memperkuat perbatasannya dengan Serbia dan Montenegro, Kedua negara itu kini mengerahkan lebih banyak personel polisi.
Ratusan ribu migran melewati apa yang dinamakan “Jalur Balkan” pada tahun 2015 lalu, dalam upaya mencapai wilayah Eropa Barat. Bosnia-Herzegovina saat itu tidak termasuk bagian dari jalur tersebut.
Namun, banyak migran telah beralih ke Bosnia-Herzegovina dalam beberapa bulan belakangan ini, dalam upaya mereka menghindari jalur yang dijaga lebih ketat dan perbatasan di Balkan.[IZ]