AMMAN, (Panjimas.com) — Sampai Ahad (08/07), hanya sekitar 150 hingga 200 orang yang kini masih tinggal di sekitar wilayah perbatasan Suriah dengan Yordania diantara para penduduk sipil yang terpaksa melarikan diri dari Provinsi Daraa, menurut PBB.
“Sekitar 150 hingga 200 orang sekarang masih di perbatasan,” pungkas Anders Pedersen, Koordinator Kemanusiaan PBB di Yordania, saat konferensi pers di Amman, dilansir dari Arab News.
Menurut SOHR (Syrian Observatory for Human Rights), puluhan ribu pengungsi telah kembali ke rumah-rumah mereka di Suriah Selatan sejak perjanjian gencatan senjata dimulai Jumat (06/07) antara Rusia dengan kubu oposisi untuk mengakhiri lebih dari 2 pekan lamanya pemboman mematikan.
Sambil mengungkapkan kehati-hatian dengan angka-angka itu, Anders Pederson mengatakan: “Satu-satunya hal yang kami ketahui adalah bahwa kami memiliki jumlah pengungsi internal yang sangat tinggi (terlantar) di seluruh Barat Daya Suriah.”
Puluhan ribu orang telah kembali ke rumah di Suriah selatan sejak perjanjian gencatan senjata Jumat antara rezim sekutu Rusia dan pemberontak untuk mengakhiri lebih dari dua minggu pemboman mematikan.
Sambil mengungkapkan kehati-hatian dengan angka-angka itu, Pederson mengatakan: “Satu-satunya hal yang kami ketahui adalah bahwa kami memiliki jumlah pengungsi yang sangat tinggi (terlantar) di seluruh barat daya Suriah.
Dia mengatakan PBB dalam kondisi siaga dengan konvoi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi yang terlantar.
“Kami terus mengulangi seruan kami kepada para mitra, kepada pihak-pihak yang berkonflik di daratan di Suriah, untuk mengizinkan kami mengakses (bantuan kemanusiaan),” tandasnya.
Sejak 19 Juni, kampanye pemboman mematikan rezim Assad dilancarkan di Provinsi Daraa hingga menyebabkan lebih dari 320.000 warga sipil meninggalkan rumah-rumah mereka menuju Dataran Tinggi Golan dan perbatasan Yordania, menurut PBB.[IZ]