DARAA (Panjimas.com) — Sekitar 320.000 penduduk Suriah terpaksa mengungsi dari Provinsi Daraa, akibat serangan intensif rezim Assad.
Dilaporkan 60.000 pengungsu lainnya terjebak di perbatasan Nassib-Jaber yang menghadap ke Yordania, ribuan lainnya kini berada di sepanjang perbatasan Barat dengan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Akan tetapi Yordania dan Israel mengatakan pihaknya tidak akan menerima pengungsi masuk ke wilayah negara mereka.
Mohammed Khalil dan keluarganya meninggalkan Nassib menuju area perbatasan 10 hari yang lalu.
Ayah dari dua orang anak ini, mengungsi sebanyak dua kali sebelumnya dalam beberapa hari terakhir, Ia pun mengatakan bahwa ribuan orang di dekat perbatasan mencoba untuk bertahan di bawah teriknya sinar matahari, tanpa akses pasokan kebutuhan-kebutuhan dasar.
PBB dalam hal ini mendesak Yordania untuk membuka perbatasannya agar pengungsi Daraa Suriah dapat mendapatkan perlindungan.
“Siapa pun di sini yang memiliki tenda dianggap beruntung,” ujar Khalil, dilansir dari Al Jazeera.
Ia menambahkan sebagian kematian terjadi akibat infeksi dari gigitan ular, yang banyak berkeliaran di daerah padang pasir terbuka. Tanpa akses ke peralatan medis dan antibiotik yang memadai, banyak dari korban jiwa ini akhirnya tidak dapat diselamatkan.
Khalil mengatakan dia juga menyaksikan beberapa kematian yang diakibatkan oleh konsumsi air yang tercemar.
“Tak satu pun dari badan bantuan internasional hadir di sini,” tandasnya.
Meskipun ada pasokan bantuan yang diberikan oleh warga Yordania yang tiba Rabu lalu, Khalil mengatakan bantuan tersebut tidak cukup untuk puluhan ribu orang – yang kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Khalil, yang berusia 23 tahun ini, berharap dapat pulang kembali ke Nassib dalam waktu dekat.
“Kami tidak menginginkan apa pun,” pungkasnya.
“Yang kami minta adalah rasa keamanan dan stabilitas”, imbuhnya.[IZ]