JENEWA, (Panjimas.com) — PBB mendesak Yordania untuk menjaga perbatasannya agar tetap dibuka setelah terjadinya pemindahan penduduk terbesar di Suriah Selatan sejak dimulainya perang Suriah, Selasa (03/07).
“Kami menyerukan kepada pemerintah Yordania untuk menjaga perbatasannya tetap terbuka dan untuk negara-negara lain di kawasan itu untuk meningkatkan dan menerima warga sipil yang melarikan diri,” pungkas Liz Throssell, juru bicara kantor HAM PBB, dalam konferensi persnya di markas PBB di Jenewa, Swiss, Selasa (03/07).
Ribuan pengungsi Suriah terdampar dan terlantar, tanpa tempat tinggal yang memadai, di perbatasan Suriah dengan Yordania, jelas Throssell memperingatkan.
“Situasi di Daraa tampaknya memburuk, dengan meningkatnya serangan-serangan yang berdampak besar terhadap warga sipil. Kami mendesak semua pihak yang terkait dengan konflik untuk melindungi warga sipil di Suriah Barat Daya, dan agar melindungi mereka yang berusaha melarikan diri,” ungkap Liz Throssell.
“Kami telah melihat peningkatan dramatis dalam pemindahan selama akhir pekan, dan perkiraan telah mencapai 270.000-330.000 orang,” tandas juru bicara Program Pangan Dunia PBB (WFP) Bettina Luescher, secara terpisah mengatakan dalam konferensi persnya di Jenewa pada hari Selasa (03/07).
Luescher mengatakan bahwa orang-orang telah melarikan diri menuju daerah aman di Daraa, Quneitra, perbatasan Yordania dan wilayah dekat Dataran Tinggi Golan, imbuhnya.
Ia pun menambahkan, “Ini adalah perpindahan penduduk terbesar di Suriah Selatan sejak dimulainya perang.”[IZ]