JENEWA, (Panjimas.com) — Juru bicara Program Pangan Dunia PBB (World Food Program) Bettina Luescher mengatakan bahwa kini sedang terjadi peningkatan dramatis perpindahan penduduk di Suriah Selatan. Ia memperkirakan hampir 330.000 jiwa kini terlantar dan terpaksa mengungsi akibat memburuknya situasi di Suriah Barat Daya akibat serangan intensif Rezim.
“Kami telah melihat peningkatan dramatis dalam pemindahan selama akhir pekan, dan perkiraan telah mencapai 270.000-330.000 orang,” ujar Luescher dalam konferensi persnya di Jenewa pada hari Selasa (03/07).
Bettina Luescher mengatakan bahwa orang-orang telah melarikan diri menuju daerah aman di Daraa, Quneitra, perbatasan Yordania dan wilayah dekat Dataran Tinggi Golan.
Ia pun menambahkan, “Ini adalah perpindahan penduduk terbesar di Suriah Selatan sejak dimulainya perang.”
Sementara itu secara terpisah, juru bicara kantor HAM PBB mendesak Yordania untuk membuka perbatasannya setelah terjadinya pemindahan penduduk terbesar di Suriah Selatan sejak dimulainya perang Suriah, Selasa (03/07).
“Kami menyerukan kepada pemerintah Yordania untuk menjaga perbatasannya tetap terbuka dan untuk negara-negara lain di kawasan itu untuk meningkatkan dan menerima warga sipil yang melarikan diri,” pungkas Liz Throssell, juru bicara kantor HAM PBB, dalam konferensi persnya di markas PBB di Jenewa, Swiss, Selasa (03/07).
Ribuan pengungsi Suriah terdampar dan terlantar, tanpa tempat tinggal yang memadai, di perbatasan Suriah dengan Yordania, jelas Throssell memperingatkan.
“Situasi di Daraa tampaknya memburuk, dengan meningkatnya serangan-serangan yang berdampak besar terhadap warga sipil. Kami mendesak semua pihak yang terkait dengan konflik untuk melindungi warga sipil di Suriah Barat Daya, dan agar melindungi mereka yang berusaha melarikan diri,” ungkap Liz Throssell.[IZ]