RABAT, (Panjimas.com) — Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita mengatakan Selasa (03/07) bahwa Belanda tidak boleh ikut campur dalam urusan Maroko. Menlu Bourita mengacu pada putusan pengadilan yang dijatuhkan terhadap para pengunjuk rasa yang ditahan sebagai “masalah internal” Maroko.
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Block baru-baru ini berbicara kepada Parlemen Belanda tentang aksi demonstrasi populer yang sedang berlangsung di wilayah Al-Rif di Maroko.
Saat berbicara kepada para anggota Parlemen, Stef Blok memperingatkan warga Belanda keturunan Maroko untuk melakukan perjalanan ke Maroko setelah pengadilan Casablanca pekan lalu memberi vonis hukuman bagi 50 pemimpin aksi protes dengan hukuman penjara dengan berbagai tingkatan.
Menlu Bourita mengecam keras pernyataan Menlu Belanda Blok dengan mengatakan, “Rabat telah memanggil Duta Besar Belanda atas pernyataan itu”, ujarnya kepada media lokal Selasa (03/07), dikutip dari Anadolu.
“Selama kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda sebelumnya ke Maroko [April lalu], saya mengatakan pada konferensi pers bahwa aksi protes itu adalah masalah internal yang ketat,” tandasnya.
“Jadi kami terkejut dengan pernyataan terbarunya,” imbuh Bourita.
“Ketika kami menghormati keputusan pengadilan Belanda, mereka juga harus menghormati keputusan yang dibuat oleh pengadilan Maroko,” tukas Bourita.
Jumlah warga Maroko yang tinggal di Belanda diperkirakan sekitar 400.000 orang, sebagian besar berasal dari wilayah Al-Rif.
Sejak akhir tahun 2016, di wilayah Al-Rif Utara digelar aksi-aksi protes sporadis untuk menuntut pembangunan daerah dan menuntut diselidikinya dugaan korupsi pemerintah.
Akhir tahun lalu, Raja Maroko Mohammed VI memecat empat menteri pemerintah karena dinilai “gagal” untuk melaksanakan rencana pembangunan yang layak untuk wilayah tersebut.[IZ]