KUALA LUMPUR, (Panjimas.com) — Pemerintah Malaysia dikabarkan telah membekukan ratusan rekening bank yang diyakini terkait dengan dana kekayaan negara 1MDB.
Pengumuman pembekuan ratusan rekening ini muncul saat pemerintah Malaysia meningkatkan penyelidikan anti-korupsi yang dapat menekan mantan Perdana Menteri Najib Razak, Senin (02/07), seperti dilansir Al Jazeera News Channel.
Satgas Khusus pemerintah membekukan sekitar 408 rekening bank terkait skandal 1MDB dengan total dana rekening mencapai 1,1 miliar ringgit ($ 272 juta dollar).
“Rekening itu diyakini terkait dengan penyalahgunaan dana 1MDB,” jelas satuan tugas khusus tersebut.
“Itu melibatkan hampir 900 transaksi yang dilakukan antara Maret 2011 dan September 2015”, jelasnya.
Untuk diketahui, dana dalam rekening yang dibekukan tersebut berasal dari individu, partai politik dan organisasi non-pemerintah, paparnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Namun, pernyataan satgas itu menyusul laporan media lokal pekan lalu bahwa rekening milik partai pimpinan Najib, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (United Malays National Organisation UMNO) yang dulu berkuasa, kini telah dibekukan.
Najib Razak mengundurkan diri sebagai pemimpin partai UMNO beberapa hari usai koalisi Barisan Nasional yang didominasi UMNO – yang memerintah Malaysia selama lebih dari 60 tahun – dikalahkan secara bulat dalam pemilihan 9 Mei lalu.
Najib Razak saat ini sedang dalam penyelidikan atas tuduhan bahwa dana miliaran dolar dijarah dari 1MDB, yayasan negara yang ia dirikan.
Baik Najib maupun 1MDB menyangkal melakukan kesalahan apa pun.
Sebuah lokasi yang terkait dengan mantan perdana menteri Najib dan keluarganya digerebek baru-baru ini oleh polisi, yang menemukan harta karun berupa uang tunai dan barang berharga yang dikatakan bernilai hingga 1,1 miliar ringgit.
Barang-barang itu termasuk tas mewah diyakini diakumulasikan oleh istrinya, Rosmah, yang telah banyak dikritik karena kebiasaan belanjanya akan barang-barang mewah.
Akan tetapi, tidak ada tuduhan yang diajukan terhadap mereka sejauh ini.
Najib Razak mengatakan sebagian besar barang yang disita itu adalah hadiah dari teman dan pejabat asing, termasuk bangsawan, selama acara-acara khusus seperti kunjungan resmi dan hari ulang tahun.[IZ]