JENEWA, (Panjimas.com) — 204 migran dilaporkan meninggal dunia di lepas pantai Libya akhir pekan lalu akibat tenggelam.
Ratusan korban baru ini meningkatkan jumlah migran yang meregang nyawa akibat tenggelam di Laut Tengah pada sepanjang tahun ini menjadi lebih dari 1.000 jiwa, demikian menurut laporan Organisasi Internasional Untuk Migrasi (IOM).
Ahad (01/07) lalu, IOM mengatakan bahwa dua kapal tenggelam, masing-masing, pada Jumat dan Ahad. Kapal itu dioperasikan oleh para penyelundup yang membawa para migran melalui laut dengan menggunakan kapal yang sama sekali tidak aman.
Menurut pernyataan IOM tersebut, dari Jumat sampai Ahad, hampir 1.000 imigran dikembalikan ke pantai Libya oleh Petugas Penjaga Pantai Libya, yang mencegat perahu-perahu kecil saat mereka melakukan pelayaran di laut terbuka.
“Ada peningkatan mengkhawatirkan angka kematian di laut lepas pantai Libya,” pungkas Kepala Misi IOM di Libya Othman Belbeisi, dilansir dari Xinhua News.
Belbeisi mengatakan para penyelundup mengksploitasi keputus-asaan para migran untuk pergi sebelum penindasan lebih lanjut di tempat penyeberangan Laut Tengah oleh Eropa.
William Lacy Swing, Direktur Jenderal IOM, mengatakan ia akan pergi ke Ibu Kota Libya, Tripoli, pekan ini untuk melihat langsung kondisi migran yang telah diselamatkan serta mereka yang dikembalikan ke pantai oleh Penjaga Pantai Libya.
“IOM bertekad untuk memastikan bahwa hak asasi manusia semua migran dihormati saat kita bersama melancarkan upaya guna menghentikan kegiatan penyelundupan manusia, yang mengeksploitasi migran,” papar Lacy Swing.[IZ]