ABUJA, (Panjimas.com) — Insiden berdarah baru-baru ini terjadi di Nigeria yang merenggut lebih dari 200 nyawa.
Serangan ini dilakukan oleh pria bersenjata yang menyasar desadesa di Negara Bagian Plateau di Nigeria Tengah, pada akhir pekan lalu, menurut media dan seorang anggota Parlemen lokal, (27/06).
Anggota Parlemen Negara Bagian Plateau, Peter Gyedeng mengatakan lebih dari 200 pemilihnya meninggal dunia akibat serangan berdarah itu.
“Lebih dari 200 warga yang tak berdosa di konstituante tewas … ini adalah barbar dan jahat. Ini terjadi bahkan saat kita memiliki personel keamanan di seluruh negara bagian,” pungkas Gyedeng kepada para wartawan di Jos, Ibu Kota Negara Bagian Plateau.
Serangan tersebut, dimulai pada Sabtu, berlanjut pada Senin di daerah lain di negara bagian itu, meskipun pemerintah telah memberlakukan larangan orang keluar rumah dari fajar sampai senja.
Kepolisian lokal Ahad lalu mengkonfirmasi hanya 86 orang tewas dan 6 orang lagi luka parah. Sementara itu, 50 rumah, 2 mobil dan 15 sepeda motor hancur, imbuh Kepolisian.
Akan tetapi warga mengatakan lebih dari 140 mayat dikubur di satu kuburan massal pada hari yang sama.
Lebih dari 11 desa menjadi sasaran pria bersenjata selama serangan yang terkoordinasi itu, yang mayoritas terjadi di Desa Razat, Nekan, Ruku, Nyarr, Kufang, Kura dan Gana-Ropp di Kabupaten Gashish, Daerah Barkin Ladi, Negara Bagian Plateau, kata Juru Bicara Polisi Plateau, Terna Tyopev.
Surat kabar lokal Vanguard pada Rabu melaporkan Desa Ruku mencatat lebih banyak kematian dalam serangan tersebut –sedikitnya 47 korban.
Ketua Senat Nigeria Bukola Saraki pada Rabu tiba di Kota Jos untuk menyampaikan simpati buat Gubernur Simon Lalong dan keluarga korban.
Kunjungan Saraki juga dilakukan untuk melakukan penilaian di lapangan mengenai pembantaian itu.
Pada Selasa, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari juga berada di kota tersebut untuk menyampaikan belasungkawa kepada korban. Kunjungan belasungkawa Buhari didahului oleh Wakil Presiden Yemi Osinbajo –yang memimpin delegasi pemerintah federal ke Negara Bagian Plateau setelah serangan tersebut.
Pergolakan di negara bagian Nigeria Tengah telah lama terjadi, antara kelompok suku asli dan migran serta pemukim mengenai hak atas tanah pertanian subur.
Pada awal pekan ini, seorang pemimpin kelompok peternak lokal menyatakan mereka yang melancarkan serangan di Plateau mungkin saja melakukan misi balas-dendam.[IZ]