KABUL, (Panjimas.com) — Organisasi Taliban Afghanistan Sabtu (09/06) mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Pernyataan Taliban ini secara jelas menanggapi seruan gencatan senjata sepihak sebelumnya yang diumumkan oleh pemerintah Afghanistan, yakni selama sembilan hari, dilansir dari Anadolu.
Afghanistan diperkirakan akan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 15-17 Juni mendatang.
Pernyataan yang berisi lima poin berbahasa Pashto dirilis oleh juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed sebagai tanggapan balasan terhadap seruan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani awal pekan ini di mana kelompok lain seperti Al-Qaeda, Islamic State (IS) dan lain-lainnya menjadi pengecualian.
Dalam pengumuman melalui stasiun televisi Kamis (07/06, Ashraf Ghani mengatakan Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF) hanya akan menghentikan manuver ofensif terhadap milisi bersenjata Taliban dan akan terus menargetkan Islamic State (IS) dan organisasi yang didukung pihak asing dan afiliasi mereka.
“Kami juga menyambut fatwa [Dekrit Keagamaan] yang belum pernah terjadi sebelumnya bahwa hanya negara yang dapat menyatakan jihad, dengan demikian, menjadikan kampanye kekerasan oleh kelompok apa pun kecuali perang suci,” ujar Ghani, mengacu pada keputusan yang dikeluarkan oleh sekelompok lebih dari 3.000 Ulama Afghanistan melawan aksi terorisme.
AS menyambut pengumuman Ghani, dan mengatakan Washington dan sekutu-sekutu NATO-nya akan menghentikan permusuhan selama gencatan senjata sementara berlangsung.
“Tawaran gencatan senjata sementara pemerintah Afghanistan itu menegaskan komitmennya terhadap perdamaian sebagai tanggung jawab nasional dan agama,” jelas Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pernyataannya.
Sejak jatuhnya pemerintahan Taliban pada tahun 2001, banyak Kepala Provinsi dari Dewan Nasional Ulama yang pro-pemerintah dan tokoh-tokoh agama pro-pemerintah lainnya telah dibunuh di Afghanistan.[IZ]