WINA, (Panjimas.com) — Presiden Islamische Glaubensgemeinschaft in Österreich (IGGiOe) Ibrahim Olgun, baru-baru ini menyatakan keprihatinan mendalam pihaknya atas langkah pemerintahan Kanselir Austria Sebastian Kurz mengenai penutupan 7 masjid dan pengusiran 40 imam yang didanai organisasi Turki.
“Wina ingin mendiskreditkan komunitas-komunitas agama,” ujar Ibrahim Olgun, Presiden IGGiOe (Federasi Penduduk Muslim Austria), Ahad (10/06) lalu, dilansir dari Al Jazeera News Channel.
IGGiOe pun sedang menempuh jalur hukum melawan keputusan pemerintah, namun tak merinci langkah-langkah hukumnya.
Menurut Ibrahim Olgun, kebijakan pemerintah “tidak tepat untuk mengendalikan politik Islam” dan “pada akhirnya akan memperlemah struktur masyarakat Islam di Austria.” Sebaliknya ia yakin persoalan ini dapat diselesaikan lewat perundingan
Olgun juga mengkritik pemerintah karena tidak menginformasikan federasi tentang langkah-langkah tersebut sebelumnya dan mengumumkannya pada Jumat terakhir bulan Ramadhan.
“Solusi harus dikerjakan bersama di meja perundingan dan bukannya secara sepihak di belakang minoritas Muslim,” jelas IGGiOe, pihaknya akan mengadakan audit internal terhadap masjid dan personel yang terkena dampak kebijakan sebelum mendesak pertemuan dengan Kementerian Kebudayaan.
Pada konferensi pers Jumat (08/06) lalu, Kanselir Sebastian Kurz mengatakan pemerintah menutup masjid Turki dan membubarkan kelompok yang disebut Komunitas Agama Arab, yang menjalankan 6 masjid.
Tindakan pemerintah Austria berdasarkan undang-undang 2015, yang melarang pendanaan asing atas kelompok agama dan mengharuskan masyarakat Muslim untuk memiliki “pandangan fundamental positif terhadap negara dan masyarakat [Austria].”
Khawatirkan Perang Salib-Sabit
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (09/06) lalu segera mengecam keras langkah pemerintah Austria itu sebagai kebijakan anti-Islam dan Ia berjanji akan merespon hal tersebut.
Erdogan menegaskan, “Saya khawatir langkah-langkah yang diambil oleh perdana menteri Austria ini, akan membawa dunia lebih dekat ke perang salib-sabit (crusader-crescent war)” pungkasnya.
Hampir sekitar 60 Imam dan keluarga mereka bisa diusir, ketika pemerintah Austria mengatakan mereka dibiayai oleh Turki, hal ini dinilai melanggar larangan pendanaan asing bagi organisasi keagamaan. Permintaan perpanjangan izin tinggal atas dua orang imam pun telah ditolak pihak berwenang Austria.
Beberapa partai oposisi Austria secara luas mendukung langkah itu, dimana faksi Sosial Demokrat berhaluan kiri-tengah menyebut langkah itu “hal masuk akal pertama yang dilakukan pemerintah ini.”
Sekitar 360.000 warga keturunan Turki kini tinggal di Austria, termasuk 117.000 diantaranya yang merupakan warga negara nasional Turki.
Kurz menyatakan bahwa penyelidikan pada beberapa masjid dan asosiasi dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan dan Dalam Negeri, dan telah disimpulkan bahwa kegiatan 7 Masjid tersebut dinyatakan dilarang karena dianggap radikal – salah satunya adalah Asosiasi Budaya Turki-Islam (the Turkish-Islamic Cultural Associations-ATIB). Kanselir Austria ini pun berujar bahwa 40 imam akan dideportasi dengan alasan didanai pihak asing.
Untuk diketahui, tahun 2015 lalu saat Sebastian Kurz masih menjabat sebagai Menteri Austria untuk Urusan Eropa, Integrasi dan Urusan Luar Negeri, ia menyokong pengesahan “hukum Islam” Austria (Islamgesetz) – undang-undang, yang mengatur antara lain, melarang pendanaan luar negeri bagi masjid dan imam di Austria.
Undang-undang kontroversial ini, akhirnya disahkan melalui Parlemen Austria, UU ini dimaksudkan untuk membentuk Islam versi “karakter Eropa,” klaim Sebastian Kurz.
“Kami bertindak tegas dan aktif terhadap perkembangan yang tidak diinginkan dan pembentukan #parallels society – dan akan terus melakukannya jika ada pelanggaran,” kicau Kurz melalui akun Twitter-nya.
Di Austria, dimana Islam telah menjadi salah satu agama yang diakui secara resmi sejak tahun 1912, terdapat populasi lebih dari 600.000 Muslim, ini setara dengan 7 persen total populasi Austria, menurut angka yang diperoleh dari Federasi Islam Wina (IFW).[IZ]