YERUSALEM, (Panjimas.com) — Angkatan Udara Israel Kamis malam (07/06) baru saja mengakhiri latihan perangnya selama sepekan, dimana mereka melakukan simulasi konflik di dua front baik di wilayah perbatasan utara maupun selatan, dilansir dari The Jerusalem Post.
Ratusan pesawat dilaporkan turut dilibatkan dalam latihan perang, yang ditujukan untuk “meningkatkan kesiapan tempur militer dan meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi serangan”, menurut laporan surat kabar Jerusalem Post mengutip sumber militer yang berbicara secara anonim.
Perlu diketahui, latihan simulasi peperangan ini disimpulkan hanya satu hari sebelum ribuan warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade, diperkirakan akan mengadakan aksi demonstrasi massal terhadap pendudukan Israel selama beberapa dekade.
Israel Channel 7 melaporkan Kamis (07/06) bahwa Militer Israel sedang dalam situasi waspada tingkat tinggi pada Jumat (08/06) akhir Ramadhan sebagai antisipasi demonstrasi besar Palestina di dekat pagar keamanan perbatasa Gaza-Israel.
Lebih lanjut, Penyiar Israel Channel 7 melaporkan bahwa tentara Isarel pada hari Jumat (08/06) berencana untuk meningkatkan jumlah pasukannya di sepanjang pagar penghalang perbatasan Gaza-Israel.
Sejak 30 Maret lalu, lebih dari 120 warga Palestina di Gaza Timur gugur menjadi martir – dan ribuan korban lainnya terluka – akibat tembakan tentara Israel yang intens.
Para pengunjuk rasa menuntut agar para pengungsi Palestina diizinkan mendapatkan hak-haknya untuk pulang kembali ke kota-kota dan desa-desa yang keluarga mereka diami saat terpaksa melarikan diri, atau diusir dari tanah miliknya, saat negara Yahudi Israel dideklarasikan pada tahun 1948.
Para aktivis Palestina menggambarkan kamp-kamp dan tenda-tenda perkemahan itu sebagai “titik pementasan untuk kami kembali ke tanah air dari mana kami diusir pada 1948”, dikutip dari Anadolu.[IZ]