COLOMBO (Panjimas.com) – Muslim di Sri Lanka merasa khawatir setelah negara itu kedatangan biksu radikal dari Myanmar yang sangat memusuhi orang Islam. Kedatangan biksu radikal ini juga bisa memicu konflik komunal di Myanmar.
Biksu Ashin Wirathu, pemimpin ekstrimis Budha garis keras bernama 969 dari Myanmar, menjadi tamu kehormatan dalam pertemuan besar aliran Budha garis keras di Colombo, Sri Lanka.
Ashin Wirathu tiba di bandara Sri Lanka pada hari Jumat malam dan disambut delegasi besar dari organisasi Budha Sri Lanka, Bodu Bala Sena atau Pasukan Budha. Organisasi ini adalah organisasi Budha radikal di Sri Lanka dan sering menghasut kebencian terhadap Muslim.
Kekerasan atas nama agama Budha telah terjadi di Sri Lanka. Pada bulan Juni, tiga orang tewas dan ratusan rumah milik Muslim hancur akibat kerusuhan di Aluthgama dan Beruwala. Ini merupakan kekerasan atas nama agama Budha yang terburuk dalam dekade terakhir.
Tahun lalu, sebuah masjid di Grandpass, pinggiran Colombo, diserang segerombolan orang pada akhir bulan Ramadhan.
Seorang pemimpin Muslim di Sri Lanka menggambarkan Wirathu sebagai arsitek kebencian yang mengkampanyekan kekerasan ekstrimis Budha terhadap Muslim Rohingya yang tidak bersalah. “Para ekstrimis Budha telah didorong oleh Wirathu untuk membantai ribuan wanita Muslim tak bersalah, anak-anak dan pria dewasa,” kata pemimpin Muslim seperti dikutip Arab News.
Majalah Time pada Juni 2013 menggelari Wirathu sebagai “Wajah Teroris Budha”. Wirathu juga dikenal sebagai jagal pembantai Muslim Burma.
Sejumlah pihak mengaitkan organisasi 969 sebagai bentuk baru dari Neo Nazi.
Dewan Muslim Sri Lanka dan sejumlah tokoh politik serta organisasi keagamaan mengecam keras pemberian visa kepada Wirathu yang bisa masuk ke Sri Lanka, padahal Wirathu terlibat kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Rohingya.
“Protes kami didengarkan oleh telinga-telinga tuli pemerintah dan biksu radikal itu akhirnya diberi ijin untuk mendarat di Sri Lanka,” kata pemimpin Muslim lainnya yang tidak disebutkan namanya. (Ahmad)