RIYADH (Panjimas.com) – Pengadilan di Arab Saudi menjatuhkan hukuman terhadap 18 orang dengan tuduhan terorisme dan tuduhan akan melancarkan serangan untuk menjatuhkan negara monarki tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Saudi telah memperketat undang-undang yang melarang warganya ikut berperang di luar negeri.
Ke 18 orang itu dinyatakan bersalah dengan tuduhan membiayai aksi terorisme, mengumpulkan informasi warga asing yang tinggal di Saudi, menyediakan tempat persembunyian bagi buronan dan memuliki senjata tanpa izin, lapor media Saudi Press Agency pada hari Rabu.
Namun media Saudi Press Agency tidak menyebutkan kewarganegaraan para pria yang dihukum mulai dari 10 bulan sampai 25 tahun penjara tersebut.
Awal pekan ini di pengadilan yang sama di ibukota Riyadh, menjatuhkan hukuman kepada 31 orang lainnya atas tuduhan terlibat jaringan dan berperan dalam serangan mematikan yang terjadi di tanah Arab Saudi sejak tahun 2003.
Vonis pertama dijatuhkan terhadap 14 pria yang dituduh terlibat dalam penculikan dan pemenggalan Paul Marshall Johnson di tahun 2004. Paul adalah warga Amerika berusia 49 tahun dari New Jersey yang pernah bekerja di Arab Saudi. Paul bekerja sebagai teknisi helikopter tempur Apache saat ia diculik dan dibunuh.
Ke 14 pria itu juga dituduh merencanakan serangan terhadap kedutaan Amerika dan Inggris. Salah satu dari pria itu dijatuhi hukuman mati.
Sementara vonis kedua dijatuhkan hari Selasa terhadap 17 orang. Dua diantaranya dijatuhi hukuman mati atas berbagai tuduhan termasuk pembunuhan, menembaki pasukan kemanan dan merencanakan pembunuhan para pejabat tinggi. Mereka juga dinyatakan bersalah atas serangan terhadap komplek perumahan orang asing di Riyadh dan Provinsi Timur.
Beberapa terdakwa juga dituduh merencanakan membunuh pejabat senior pemerintah dan penyenlundupan senjata berat ke dalam Arab Saudi dari Irak. Sementara terdakwa lainnya didakwa karena ikut berperang di luar negeri, menembaki petugas keamanan dan tidak patuh pada Raja Saudi.
Dalam pemberitaan itu tidak disebutkan apakah 50 orang yang didakwa tersebut berada dalam satu tahanan, atau mereka diadili in absentia. (Ahmad/ The Associated Press)