PARIS (Panjimas.com) – Sebuah organisasi Yahudi terkenal Simon Wiesenthal Centre mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri Prancis. Mereka menuntut Kementrian Dalam Negeri mengganti nama sebuah desa kecil di Paris selatan yang bernama “La-mort-aux-Juifs” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “Matilah Yahudi”
Direktur organisasi itu Shimon Samuel, menulis surat kepada Mendagri Bernard Cazaneuve yang mengatakan bahwa “ia terkejut menemukan sebuah desa di Perancis yang secara resmi bernama Matilah Yahudi,” seperti diberitakan Yahoo News.
“Hal ini sangat mengejutkan bahwa nama ini tidak diketahui selama 70 tahun yang telah berlalu sejak Prancis dibebaskan dari Nazi dan rezim Vichy,” isi surat itu.
Namun wakil walikota desa Courtemaux, Marie Elizabeth Secretand, yang memiliki yuridiksi atas desa “Matilah Yahudi” itu menepis kekhawatiran tersebut.
“Ini konyol. Nama ini akan selalu ada (tidak bisa dihapus),” kata Marie seperti dikutip AFP.
“Tidak ada yang menentang Yahudi (di desa ini),” tambahnya.
Desa “Matilah Yahudi” ini terletak 100 kilometer di selatan Paris.
“Mengapa harus mengubah nama yang sudah sangat tua? Kita harus menghormati nama ini.”
“Sebuah dewan kota sebelumnya, setidaknya 20 tahun yang lalu, sudah menolak untuk mengubah nama desa ini,” tambah wakil walikota ini.
Nama Kota di Spanyol
Nama sebuah tempat yang mengandung unsur “anti Yahudi” ternyata tidak hanya di Prancis. Di Spanyol juga terdapat nama sebuah kota Castrillo Matajudios atau yang berarti Castrillo Bunuh Yahudi. Namun pada bulan Mei lalu, nama kota ini akhirnya diubah menjadi “Bukit orang Yahudi” setelah dilakukan voting.