SUKOHARJO (Panjimas.com) – Awal bulan Ramadhan 1445 Hijriyah kali ini diprediksi akan ada perbedaan antara ormas Muhammadiyah, pemerintah dan Nahdlatul Ulama.
Ustadz AR Sugeng Riadi dari Observatorium PP Assalaam menjelaskan bahwa ketika bulan Sya’ban dimulai serempak bersama antara pemerintah, NU dan Muhammadiyah, maka awal bulan Ramadhan biasanya akan dimulai berbeda.
“Secara kasar, rumus dalam kalender Hijriyah itu kompak-beda, kompak-beda, kompak-beda. Kemarin awal bulan Rajab kita memulainya itu berbeda. Sehingga (ketika) awal Sya’ban ini kompak, nanti awal Ramadhan akan berbeda,” terang ustadz AR Sugeng.
Namun ketika awal Ramadhan ini ada perbedaan dalam memulainya, maka untuk bulan Syawwal atau Idul Fitri nanti akan kompak bersama.
“Maka secara awam kita sudah punya prediksi Ramadhan akan berbeda, Syawwal akan kompak, Idul Adha akan kompak,” kata AR Sugeng menambahkan keterangannya.
Sementara untuk data astronomisnya sendiri, saat akhir bulan Sya’ban nanti terjadi pada tanggal 10 Maret 2024. Bulan dan matahari akan bertemu sejajar atau konjungsi (ijtimak) pada pukul 16.02 WIB dari Kota Solo.
“Nah karena ijtimaknya itu setelah Ashar, maka saat Maghrib ketinggian bulan masih sangat rendah. Dan secara hisab (perhitungan) bulan itu nanti dari Solo hanya sekitar 1 derajat lebih sedikit,” kata ustadz AR Sugeng menjelaskan data astronomis untuk awal Ramadhan tahun ini.
Dari data hilal secara hisab tersebut, dipastikan ketinggian hilal di seluruh Indonesia tidak mungkin lebih dari 3 derajat.
Dari data tersebut, untuk kriteria Pemerintah Indonesia dalam menentukan awal bulan Ramadhan belum terpenuhi. Begitu juga untuk kriteria dari ormas NU. Karena NU memiliki kriteria sendiri dalam menentukan awal bulan.
Jika kriteria ketinggian hilal untuk awal bulan Ramadhan menurut Pemerintah dan NU belum terpenuhi, namun untuk ormas Muhammadiyah kriteria hilal awal bulan Ramadhan besok sudah terpenuhi.
“Sementara untuk kriteria wujudul hilal Muhammadiyah itu terpenuhi. Di Jogja ketinggian hilal 1 derajat lebih sedikit. Sehingga saat tanggal 10 malam (Maret 2024), Muhammadiyah sudah memulai 1 Ramadhan 1445 H,” tandas ustadz AR Sugeng Riadi.
Sementara Pemerintah dan NU diprediksi akan istikmal atau menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Meskipun pemerintah tetap akan menggelar sidang isbat terlebih dahulu untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1445 H.