JAKARTA (PANJIMAS.COM) – Penyanyi Irlandia Sinead O’Connor meninggal pada hari Rabu, dalam usia 56 tahun.
O’Connor lahir di Dublin, Irlandia. Kematiannya terjadi satu tahun setelah putranya yang berusia 17 tahun meninggal karena bunuh diri.
Pada lalu 2018, Sinead O’Connor menjadi mualaf dan masuk Islam.
Dia pernah menjadi bintang global pada tahun 1990 dan menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100 tahun itu.
Meskipun dia selalu menjadi berita utama dengan musiknya, tapi dia juga menjadi berita utama melalui aktivitasnya.
Pada tahun 1992, dia merobek foto Paus Paulus Yohanes II dan berkata: “Lawan musuh yang sebenarnya” saat tampil di acara TV Amerika, Saturday Night Live, ia mengatakan itu sebagai protes terhadap pelecehan seksual anak di Gereja Katolik.
Langkah tersebut dikritik oleh Madonna dan Frank Sinatra dan banyak artis lainnya di industri hiburan.
Pada tahun 2018, O’Connor masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Shuhada Sadaqat.
“Ini untuk mengumumkan bahwa saya bangga menjadi seorang Muslim,” tulisnya di Twitter pada Oktober 2018. “Ini adalah kesimpulan alami dari perjalanan teolog cerdas mana pun. Semua studi kitab suci mengarah ke Islam. Yang membuat semua kitab suci lainnya menjadi mubazir.”
Dalam sebuah wawancara dengan Ryan Tubridy di The Late Late Show Irlandia pada 2019, dia membahas perjalanannya menuju Islam.
“Saya mulai mempelajari kitab suci dari berbagai agama, mencoba menemukan ‘kebenaran’ tentang Tuhan… Saya tidak pernah berpikir akan memeluk suatu agama, saya membiarkan Islam hingga terakhir karena saya memiliki begitu banyak prasangka tentang Islam,” katanya.
“Tapi kemudian ketika saya mulai membaca Al Qur’an, dan baru membaca bab dua saja dari Alquran, saya menyadari, ‘Ya Tuhan, saya di rumah’,” katanya. “Saya telah menjadi seorang Muslim sepanjang hidup saya dan tidak menyadarinya.”
Ketika ditanya tentang mengenakan jilbab, dia mengatakan itu adalah sesuatu yang tidak dia pakai sepanjang waktu.
“Tidak ada aturan tentang itu. Saya akan mengasosiasikan diri saya dengan sufi Islam, yang di seusia saya tidak diharuskan memakai jilbab… Saya memakainya karena saya menyukainya.”