Jakarta, Panjimas – Keberangkatan dan kedatangan jemaah haji Indonesia dilakukan melalui 14 Embarkasi dan Debarkasi di Tanah Air. Layanan jemaah di embarkasi/debarkasi melibatkan sejumlah stakeholders di antaranya Kementerian Kesehatan, Imigrasi, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait lainnya.
“Selain fasilitas dan infrastruktur penunjang operasional haji, sejumlah embarkasi/debarkasi memiliki layanan dan fasilitas yang mendukung kegiatan manasik dan layanan inovatif bagi jemaah khususnya jemaah lanjut usia,” terang Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat dalam keterangan persnya di Jakarta.
Dikatakan Dodo, untuk memudahkan proses layanan jemaah lanjut usia (lansia), debarkasi Palembang menyediakan layanan khusus untuk jemaah haji lansia.
Mereka, lanjut Dodo, akan mendapatkan layanan fast track atau jalur cepat saat berangkat dan tiba di Tanah Air. Layanan fast track dilakukan satuan tugas dengan melibatkan sejumlah instansi seperti Kementerian Kesehatan dan personil dari Kementerian Agama yang memiliki kemampuan secara fisik, komunikasi, dan emosi yang direkrut untuk melayani jemaah lansia.
“Satgas sejenis juga dibentuk embarkasi/debarkasi lainnya,” ujar Dodo, Minggu (16/07/2023).
Selanjutnya, ujar Dodo, untuk menunjang kegiatan manasik jemaah, selain materi tentang fiqih haji, sejumlah embarkasi/debarkasi memiliki mockup pesawat.
Dodo mencontohkan Debarkasi Sudiang Makassar yang memiliki mockup (maket) atau replika pesawat yang dibuat mirip dengan rancangan dan ukuran pesawat aslinya, yaitu pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777-300-IIR dengan kapasitas 90 tempat duduk.
“Mockup serupa dimiliki embarkasi/debarkasi Palembang,” tuturnya.
Di mockup pesawat ini, jelas Dodo, jemaah akan diajarkan bagaimana memahami perangkat keselamatan di pesawat, bagaimana penggunaan toilet, serta bagaimana cara tayamum di pesawat dan lain sebagainya. Mockup pesawat tersebut dimaksimalkan sebagai media bimbingan manasik, dan diharapkan jemaah sudah familiar dan tidak banyak kendala lagi ketika berada di dalam pesawat saat perjalanan ke Tanah Suci.
“Terlebih sebagian besar jemaah belum pernah bepergian menggunakan pesawat,” terangnya.
Pada fase kepulangan jemaah, ia menyampaikan, hingga tanggal 15 Juli 2023 pukul 24.00 WIB jemaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 77.657 orang, tergabung dalam 202 kelompok terbang (kloter).
“Hari ini, 16 Juli 2023 jemaah gelombang I yang diberangkatkan ke Tanah Air dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah berjumlah 7.628 jemaah atau 20 kloter,” katanya.
“Jumlah jemaah Gelombang II yang diberangkatkan dari Makkah ke Madinah berjumlah 7.979 orang tergabung dalam 21 kloter,” tambahnya.
Rencana keberangkatan Jemaah dan petugas dari Tanah Suci ke Tanah Air besok, 17 Juli 2023 berjumlah 6.232 orang atau 16 kloter dengan rincian sebagai berikut :
1) Debarkasi Solo (SOC) 38 sebanyak 384 orang
2) Debarkasi Balikpapan (BPN) 8 sebanyak 299 orang
3) Debarkasi Solo (SOC) 39 sebanyak 389 orang
4) Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) 37 sebanyak 393 orang
5) Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) 34 sebanyak 374 orang
6) Debarkasi Solo (SOC) 40 sebanyak 360 orang
7) Debarkasi Palembang (PLM) 10 sebanyak 360 orang
8) Debarkasi Makassar (UPG) 18 sebanyak 393 orang
9) Debarkasi Padang (PDG) 2 sebanyak 393 orang
10) Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) 38 sebanyak 393 orang
11) Debarkasi Solo (SOC) 41 sebanyak 360 orang
12) Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) 38 sebanyak 400 orang
13) Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) 36 sebanyak 480 orang
14) Debarkasi Surabaya (SUB) 34 sebanyak 450 orang
15) Debarkasi Medan (KNO) 14 sebanyak 360 orang
16) Debarkasi Surabaya (SUB) 35 sebanyak 450 orang
“Jemaah yang wafat hingga tanggal 15 Juli 2023 pukul 24.00 Wib sebanyak 637 orang,” imbuh Dodo.