Makkah, Panjimas – Pasca prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) jumlah jemaah haji Indonesia yang dirawat mengalami lonjakan.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran mengatakan per Minggu (9/7) kemarin jemaah yang dirawat di daerah kerja Makkah sebanyak 385 orang. Dengan rincian 205 jemaah dirawat di RS Arab Saudi, dan 180 orang ditangani di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah
Sementara berdasarkan data Siskohat Kementerian Agama, Senin (10/7) pukul 12.50 Waktu Arab Saudi, jumlah jemaah Indonesia yang wafat mencapai 535 orang, naik drastis dibanding angka kematian sebelum Armina, yakni 154 orang.
Menurut dr. Imran, sebagian besar pasien mengalami sakit radang paru atau pneumonia.
“Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Tapi terutama berdampak berat pada mereka yang berusia lanjut. Sedangkan jemaah kita tahun ini yang berusia lanjut 60 tahun ke atas sekitar 90.000 lebih,” kata dr. Imran saat ditemui tim Media Center Haji di KKHI Makkah, Senin (10/7).
Pneumonia, tambah dr. Imran, menyerang mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, baik karena faktor usia, memiliki komorbid tertentu, atau kelelahan terutama setelah fase Armina.
“Pneumonia biasanya diawali dengan gejala batuk pilek. Tapi pada lansia biasanya tidak ditemui gejala yang khas. Nah ini yang kurang diwaspadai oleh jemaah haji,” ujarnya.
Untuk mencegah radang paru, dr Imran meminta jemaah kembali memperkuat protokol kesehatan.
“Kami sampaikan agar jamaah haji menggunakan masker, kemudian mengurangi kontak fisik misalnya bersalaman setelah shalat, dan cuci tangan pakai sabun,” sarannya.
Jangan lupa banyak minum air putih, 1 jam 200 ml atau minimal 3 teguk untuk memberi kelembapan pada saluran nafas.
“Lalu bagi jemaah lansia, pastikan mereka tercukupi asupan makanannya. Kami dari KKHI juga sudah menyuplai susu untuk meningkatkan daya tahan tubuh jemaah haji lansia,” pungkas dr. Imran.