Jakarta, Panjimas – Setelah Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta beberapa waktu lalu menghasilkan beberapa perubahan nama majelis, lembaga dan penambahan biro.
Salah satu lembaga Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang berganti nomenklaturnya adalah Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) menjadi Lembaga Resiliensi Bencana (LRB).
Terkait dengan perubahan nama LPB menjadi LRB, Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman menjelaskan bahwa perubahan tersebut merupakan menaikkan cita-cita menjadi realitas atau praktik yang dijalankan.
Ketangguhan atau yang bisa juga dimaknai sebagai resiliensi, imbuhnya, merupakan cita-cita yang selama ini diinginkan oleh LPB PP Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
“Kan target dari gerakan LPB adalah membikin sekolah tangguh bencana, kampung tangguh bencana. Maka sekarang langsung dinamakan Lembaga Resiliensi Bencana, karena targetnya membentuk komunitas yang memiliki ketangguhan itu.” Katanya.
Dalam agenda Pembukaan Rakernas LRB PP Muhammadiyah, Jumat (7/7) tersebut, dr. Agus menyebut bahwa membangun kesadaran yang benar dalam masyarakat untuk memahami bencana merupakan tugas yang panjang.
Perubahan nomenklatur, kata dr. Agus, memiliki pengaruh pada capaian yang ditargetkan. Pada kesempatan ini dia kembali menegaskan bahwa nomenklatur Bahasa Indonesia boleh berubah, namun dalam istilah Bahasa Inggris harus tetap MDMC.
“Jadi nanti pasca muktamar itu diganti lagi nomenklaturnya, tetapi singkatannya tetap MDMC. Dan nampaknya juga lebih dikenal dengan MDMC,” imbuhnya.
Istilah MDMC menurut Agus telah melekat dalam ingatan publik, bahkan bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Dia mengingatkan supaya brand MDMC ini menjadi identitas yang tidak boleh berubah