Jeddah, Panjimas – Hari pertama kepulangan jemaah haji Indonesia pada Senin 3 Juli 2023, diwarnai dengan pembongkaran koper kabin jemaah di Plaza Bandara King Abdul Azis Jeddah Arab Saudi.
Meski jauh-jauh hari sudah mendapatkan imbauan untuk tidak membawa barang berlebih sebagaimana ditentukan maskapai penerbangan, yakni koper bagasi maksimal 32 kg, koper kabin 7 kg, dan tas tenteng untuk paspor.
Ternyata masih banyak jemaah haji yang membawa beragam tas tenteng lain yang beranak pinak. Barang yang terlanjur dibeli mahal dengan menyisihkan uang riyal tersebut harus ditinggalkan begitu saja di Bandara Jeddah.
Umumnya barang-barang tersebut sedianya untuk oleh-oleh haji di tanah air. Ada beragam sajadah kecil dan besar yang diperkirakan per satuannya seharga 10 Saudi Arabia Riyal (SAR), ada mainan anak-anak, makanan, tas tenteng, baju gamis, jilbab, pasmina, sorban, air zam zam dalam jumlah 5 literan maupun botol kecil-kecil, tempat minum/tumbler berisi air zam-zam yang berukuran sekitar 2 literan, kain batik, bahkan ada rice cooker.
Barang-barang yang ditinggalkan jemaah haji di paviliun Bandara Jeddah tersebut dikumpulkan oleh petugas Perlindungan Jemaah Haji (Linjam) untuk bahan pelaporan kepada Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Haryanto.
“Barang-barang ini masih kami kumpulkan untuk dijadikan bahan pelaporan. Nantinya akan dihibahkan atau diapakan, menunggu petunjuk dari Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH),” kata Haryanto.
Perlu diketahui, jemaah haji dari embarkasi Jakarta Bekasi kelompok terbang (kloter) JKS1, embarkasi Jakarta Pondok Gede kloter JKG 1, embarkasi Surabaya kloter SUB 01, datang bersusul-susulan pada Senin malam (3/7/2023).
Jemaah haji yang beruntung, akan kebagian masuk ke dalam Paviliun Bandara Jeddah. Mereka mendapatkan kesempatan membongkar dan memilah barang bawaan yang bisa dimasukkan ke dalam koper kabin dan tas, atau ditinggalkan di Bandara Jeddah.
“Ya sudah saya mengikuti aturan saja, makanan ini saya buang saja ya di sini,” kata Hartini, 62, asal DKI Jakarta sambal menata kembali koper kabinnya.
Bahkan bisa mendapatkan kesempatan pengarahan dari para petugas Maskapai Penerbangan Saudia Airlines agar membongkar dan memasukkan barang bawaan yang penting dan meninggalkan yang tidak terlalu penting.
“Tidak diperkenankan membawa tas lain selain tas berisi paspor dan koper kabin dari Kemenag RI. Membawa makanan dan minuman masih boleh untuk dimakan di ruang tunggu sebelum masuk ke dalam pesawat,” kata Petugas Operasional Haji Saudia Airlines Ardi Cipta.
Maklum, penerbangan sehari kemarin cukup krodit. Mulai pukul 00.00 tanggal 3 Juli 2023 sampai pukul 05.00 pagi 4 Juli 2023, ada 59 penerbangan dari berbagai belahan dunia.
Sedangkan jumlah Plaza Bandara Jeddah hanya sekitar 15 unit. Suasana Bandara Jeddah pun penuh Jemaah haji yang hendak pulang ke negara masing-masing.
Sebagaimana Jemaah haji dari embarkasi Surabaya, tidak mendapatkan kesempatan membongkar barang bawaan di Paviliun Bandara Jeddah. Tapi langsung didorong oleh Wukalla (Petugas Arab Saudi yang melayani Jemaah haji) ke dalam terminal untuk langsung menjalani pemeriksaan di Imigrasi.
Tentu saja petugas Indonesia sudah tidak bisa mendampinginya. Di dalam terminal pun dilakukan sweeping barang bawaan dan harus meninggalkan barang bawaan berlebih tersebut di depan mesin Xray.
Kepala Daker Bandara kembali mengingatkan Jemaah haji untuk tidak membawa barang bawaan berlebih sejak dari hotel. Terutama yang masih menunggu jadwal kepulangan. Sebab hari pertama kepulangan, masih banyak jemaah haji yang kurang mematuhi aturan barang bawaan.
Dia pun mengimbu kepada jemaah haji yang akan pulang, agar membawa barang bawaan sesuai ketentuan. Koper besar maksimal 32 kg, jangan ada air zam zam. Karena saat proses pemeriksaan di mesin XRay akan dilakukan pemeriksaan ulang. Bahkan di gudang Saudia Airlines itu banyak koper besar yang isinya air zam-zam.
“Pembongkaran kopor itu, mekanismenya jemaah haji dipanggil dan diminta untuk mengeluarkan air zam-zam Jemaah haji. Makanya kami minta Jemaah haji agar menaati barang bawaan sesuai ketentuan,” tandasnya.
Terkait kursi roda Jemaah haji yang dibawa dari tanah air, kata Haryanto, ada kewajiban untuk diwraping dengan biaya 35 SAR.
“Saya sudah koordinasi dengan Ketua PPIH Arab Saudi, bahwa sesuai ketentuan penerbangan, kursi roda harus diwraping dan biayanya kurang lebih 35 SAR. Wrapingnya ketika jemaah haji sudah tiba di paviliun, nanti disediakan oleh penerbangan,” pungkasnya.